Fungsi dan perintah modifikasi tools Sketchup

Beberapa fungsi tools yang telah tersedia dalam sketchup sebagai berikut :

 

Select Tool
untuk memilih atau memodifikasi ketika menggunakan tools lain atau perintah lainnya dengan meng-klik bidang gambar yang diseleksi.
Modifikasi tambahan :
– Ctrl : untuk menambah bidang yang dipilih
– Shift : untuk menambah dan mengurangi bidang yang di pilih
– Ctrl + A : untuk memilih semua bidang / objek dalam model

 

Paint Bucket
untuk memberikan warna, tekstur atau material terhadap objek
Modifikasi tambahan :
– Ctrl : untuk memberikan warna pada semua objek yang saling berhubungan
– Shift : untuk memberikan warna pada semua objek yang tampil di layar
– Alt : mengambil contoh warna, tekstur dan material pada objek yang lain.

 

Erase
untuk menghapus garis pada objek
Modifikasi tambahan :
– Ctrl : untuk melembutkan dan menghaluskan garis
– Shift : untuk menyembunyikan garis

 

Rectangle
untuk membuat bidang segi empat

 

Line Tool
untuk menggambar garis atau bidang
Modifikasi tambahan :
– Shift : untuk mengunci arah garis pada saat penggambaran
– Panah arah : untuk mengunci garis berdasarkan arahnya
Atas dan Bawah : sejajar dengan garis vertikal berwarna biru
Kanan : sejajar dengan garis horizontal merah
Kiri : sejajar dengan garis horizontal hijau

 

Circle Tool
untuk membuat bidang lingkaran

 

Arc Tool
untuk membuat sebuah garis lengkung atau setengah lingkaran

 

Polygon Tool
untuk membuat bidang segi banyak
klik ikon kemudian masukkan jumlah sudut yang ingin dibuat.

 

Freehand Tool
untuk membuat garis atau bidang sesuai keinginan

 

Move Tool
untuk memindahkan, mengedit garis, dan meng-copy garis atau bidang
Modifikasi tambahan :
– Ctrl : untuk meng-copy bidang atau garis
– Shift : untuk mengunci arah copy-an terhadap garis atau bidang

 

Push / Pull Tool
untuk mendorong dan menarik bidang gambar agar tampak 3D
Modifikasi tambahan :
– Ctrl : menarik/mendorong bidang dengan membuat bidang baru.

 

Rotate Tool
untuk memutar objek (bidang atau garis) berdasarkan sumbu putaran
Modifikasi tambahan :
– Ctrl : meng-copy objek yang akan diputar

 

Follow Me Tool
untuk membuat objek 3D dengan mengikuti garis pada bidang.

 

Scale Tool
untuk merubah ukuran objek (memperbesar / memperkecil) yang dibuat.

 

Offset Tool
untuk membuat salinan garis yang lebih besar atau kecil tanpa merubah bentuk aslinya.

Semoga bermanfaat…

 

Download ebook dan Kajian Tafsir Al-Mishbah 79. Surah An-Nazi’aat

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Bismillahi’rohmanirrohim

Alhamdulillahi-Robbil’Alaamin

Allahumma sholli’alaa Sayyidina Muhammad Wa’alaa Ali Sayyidina Muhammad

 

Berikut adalah penjelasan Bapak Prof. M. Quraish Shihab mengenai

79. Surah An-Nazi’at dalam Buku dan Acara Tafsir Al-Mishbah Continue reading

Download ebook dan Kajian Tafsir Al-Mishbah 80. Surah ‘Abasa

 IMG_20130615_0001

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Bismillahi’rohmanirrohim

Alhamdulillahi-Robbil’Alaamin

Allahumma sholli’alaa Sayyidina Muhammad Wa’alaa Ali Sayyidina Muhammad

 

Berikut adalah penjelasan Bapak Prof. M. Quraish Shihab mengenai Tafsir Surat ‘Abaasa dalam Buku dan Acara Tafsir Al-Mishbah Continue reading

Download ebook Tafsir Al-Mishbah Surah An-Naba

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Alhamdulillahi-Robbil’Alaamin

Allahumma sholli’alaa Sayyidina Muhammad Wa’alaa Ali Sayyidina Muhammad

Berikut adalah penjelasan Bapak Prof. M. Quraish Shihab mengenai surat An-Naba dalam Buku dan Acara Tafsir Al-Mishbah MetroTV:

 

Download Tafsir Al-Mishbah Surah An-Naba

 

Demikian, semoga berkenan dan bermanfaat.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Download MP3 Al-Qur’an – Murottal Mishary Rasyid Al-Afasy lengkap 30Juz

Cara download :

1.Buka link download di tiap2 surah dibawah ini

2.Saat play, klik kanan di area box play

3.lalu pilih save audio as

4.pilih target folder save di komputer kamu

Semoga bermanfaat bagi kita semua. terimakasih

Wss

Mishary Alafasi | Rewayat Hafs A’n Assem

Complete Qur’an                                                 

Surah No. Surah Name Listen Download MP3
1 Al-Fatihah    Download
2 Al-Baqarah    Download
3 Al-Imran    Download
4 An-Nisa’    Download
5 Al-Ma’idah    Download
6 Al-An’am    Download
7 Al-A’raf    Download
8 Al-Anfal    Download
9 At-Taubah    Download
10 Yunus    Download
11 Hood    Download
12 Yusuf    Download
13 Ar-Ra’d    Download
14 Ibrahim    Download
15 Al-Hijr    Download
16 An-Nahl    Download
17 Al-Isra    Download
18 Al-Kahf    Download
19 Maryam    Download
20 Ta­Ha    Download
21 Al-Anbiya’    Download
22 Al-Hajj    Download
23 Al-Mu’minun    Download
24 An-Nur    Download
25 Al-Furqan    Download
26 Ash-Shu’ara’    Download
27 An-Naml    Download
28 Al-Qasas    Download
29 Al-‘Ankabut    Download
30 Ar­Room    Download
31 Luqman    Download
32 As­Sajdah    Download
33 Al­Ahzab    Download
34 Saba’    Download
35 Fatir    Download
36 Ya­Sin    Download
37 As-Saffat    Download
38 Sad    Download
39 Az-Zumar    Download
40 Ghafir    Download
41 Fussilat    Download
42 Ash-Shura    Download
43 Az-Zukhruf    Download
44 Ad-Dukhan    Download
45 Al-Jathiya    Download
46 Al-Ahqaf    Download
47 Muhammad    Download
48 Al-Fath    Download
49 Al-Hujurat    Download
50 Qaf    Download
51 Az-Zariyat    Download
52 At-Tur    Download
53 An-Najm    Download
54 Al-Qamar    Download
55 Ar-Rahman    Download
56 Al-Waqi’ah    Download
57 Al-Hadid    Download
58 Al-Mujadilah    Download
59 Al-Hashr    Download
60 Al-Mumtahinah    Download
61 As-Saff    Download
62 Al-Jumu’ah    Download
63 Al-Munafiqun    Download
64 At-Taghabun    Download
65 At-Talaq    Download
66 At-Tahrim    Download
67 Al-Mulk    Download
68 Al-Qalam    Download
69 Al-Haqqah    Download
70 Al-Ma’arij    Download
71 Nooh    Download
72 Al-Jinn    Download
73 Al-Muzzammil    Download
74 Al-Muddaththir    Download
75 Al-Qiyamah    Download
76 Al-Insan    Download
77 Al-Mursalat    Download
78 An-Naba’    Download
79 An-Nazi’at    Download
80 ‘Abasa    Download
81 At-Takwir    Download
82 Al-Infitar    Download
83 Al-Mutaffifin    Download
84 Al-Inshiqaq    Download
85 Al-Buruj    Download
86 At-Tariq    Download
87 Al-A’la    Download
88 Al-Ghashiyah    Download
89 Al-Fajr    Download
90 Al-Balad    Download
91 Ash-Shams    Download
92 Al-Lail    Download
93 Ad-Duha    Download
94 Ash-Sharh    Download
95 At-Tin    Download
96 Al-‘Alaq    Download
97 Al-Qadr    Download
98 Al-Baiyinah    Download
99 Az-Zalzalah    Download
100 Al-‘Adiyat    Download
101 Al-Qari’ah    Download
102 At-Takathur    Download
103 Al-‘Asr    Download
104 Al-Humazah    Download
105 Al-Fil    Download
106 Quraish    Download
107 Al-Ma’un    Download
108 Al-Kauthar    Download
109 Al-Kafirun    Download
110 An-Nasr    Download
111 Al-Masad    Download
112 Al-Ikhlas    Download
113 Al-Falaq    Download
114 An-Nas    Download

Download Al-Quran dan terjemahan MP3 lengkap 30Juz- Mishary Al-Ifasi

Kumpulan Mp3 Al Qur’an lengkap dengan terjemahan

Cara download :

1.Buka link download di tiap2 surah dibawah ini

2.Saat page iklan terbuka, klik SKIP ADD (disebelah kanan atas warna kuning)

3.lalu pilih Download di page berikutnya

4.pilih target folder save di komputer kamu

Semoga bermanfaat bagi kita semua. Amin

terimakasih

Wss

No Surat Link Download
1 Al Faatihah download
2 Al Baqarah download
3 Ali Imran download
4 An Nisaa download
5 Al Maaidah download
6 Al Anaam download
7 Al Aaraaf download
8 Al Anfaal download
9 At Taubah download
10 Yunus download
11 Huud download
12 Yusuf download
13 Ar Raad download
14 Ibrahim download
15 Al Hijr download
16 An Nahl download
17 Al Israa download
18 Al Kahfi download
19 Maryam download
20 Thaahaa download
21 Al Anbiyaa download
22 Al Hajj download
23 Al Muminuun download
24 An Nuur download
25 Al Furqaan download
26 Asy Syuaaraa download
27 An Naml download
28 Al Qashash download
29 Al Ankabuut download
30 Ar Ruum download
31 Luqman download
32 As Sajdah download
33 Al Ahzab download
34 Sabaa download
35 Faathir download
36 Yaasiin download
37 Ash Shaaffaat download
38 Shaad download
39 Az Zumar download
40 Al Muumin download
41 Fushshilat download
42 Asy Syuura download
43 Az Zukhruf download
44 Ad Dukhaan download
45 Al Jaatsiyah download
46 Al Ahqaaf download
47 Muhammad download
48 Al  Fath download
49 Al Hujuraat download
50 Qaaf download
51 Adz Dzaariyaat download
52 Ath Thuur download
53 An Najm download
54 Al Qamar download
55 Ar Rahmaan download
56 Al Waqiah download
57 Al Hadiid download
58 Al Mujaadilah download
59 Al Hasyr download
60 Al Mumtahanah download
61 Ash Shaff download
62 Al Jumuah download
63 Al Munaafiquun download
64 At Taghaabun download
65 Ath Thalaaq download
66 At Tahrim download
67 Al Mulk download
68 Al Qalam download
69 Al Haaqqah download
70 Al Maaarij download
71 Nuh download
72 Al Jin download
73 Al Muzzammil download
74 Al Muddatstsir download
75 Al Qiyaamah download
76 Al Insaan download
77 Al Mursalaat download
78 An Naba download
79 An Naaziaat download
80 Abasa download
81 At Takwiir download
82 Al Infithaar download
83 Al Muthaffifin download
84 Al Insyiqaaq download
85 Al Buruuj download
86 Ath Thaariq download
87 Al Aalaa download
88 Al Ghaasyiyah download
89 Al Fajr download
90 Al Balad download
91 Asy Syams download
92 Al Lail download
93 Adh Dhuhaa download
94 Alam Nasyrah download
95 At Tiin download
96 Al Alaq download
97 Al Qadr download
98 Al Bayyinah download
99 Al Zalzalah download
100 Al Aadiyaat download
101 Al Qaariah download
102 At Takaatsur download
103 Al Ashr download
104 Al Humazah download
105 Al Fiil download
106 Quraisy download
107 Al Maauun download
108 Al Kautsar download
109 Al Kaafirun download
110 Al Nashr download
111 Al Lahab download
112 Al Ikhlash download
113 Al Falaq download
114 An Anaas download

Download Murotal Al-Fatihah – Ya-sin – Al-Mulk – Ar-Rohman – Al-Waqiah Yusuf Mansur mp3

Berikut saudara muslimin/muslimah yang sedang mencari murotal dari ustd. Yusuf Mansur silahkan didownload saja..Semoga dapat berkah bagi kita semua.amin

 

Download Murotal Yusuf Mansur Al Fatihah

 http://www.ziddu.com/download/21445640/AlFatiahahYM.rar.html

 

Download Murotal Yusuf Mansur  Yasin

http://www.ziddu.com/download/21445644/YusufMansyur-036Ya-Sin.mp3.html

 

Download Murotal Yusuf Mansur  Ar Rohman

 http://www.ziddu.com/download/21445616/YusufMansyur-055Ar-Rahman.mp3.html

 

Download Murotal Yusuf Mansur  Al-Waqiah

http://www.ziddu.com/download/21445651/056AlWaqiah.mp3.html

 

Download Murotal Yusuf Mansur Al Mulk

http://www.ziddu.com/download/21445654/YusufMansyur-067Al-Mulk.mp3.html

 

Pasti udh banyak yg sudah hapal ya.. 🙂 Semoga memperkuat bagi yang sudah menghafal dan menjadi hafal yang belum hafal..Al-Fatihah.  Sukron..

 

 

 

The ESQ WAY165 – Ary Ginanjar -> Penuntun Kehidupan

Keterangan ESQ Model: 

1 (satu) Hati (Value) yang Ihsan pada God Spot (titik Putih)
6 (enam) Prinsip Moral berdasarkan Rukun Iman (Warna Merah)
5 (lima) Langkah Sukses berdasarkan Rukun Islam (warna Biru)

 “dan ikutilah yang paling baik dari apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu…”  (QS. Azumar, 39;55)

Bagian Satu : God Spot (Suara Hati yang sebenarnya) dan Zero Mind Proces untuk : Membangun Kecerdasan Spritual (SQ) (gambar titik putih ditengah)

Bagian Dua : Mental Building Untuk : Membangun Kecerdasan Emosi (EQ)(gambar merah dibagian kedua) terdiri dari :

1. Star Principle (Allah adalah Tuhanku)
2. Angel Principle (Malaikat mencatat perbuatanku)
3. Leadership Principle (Nabi dan Rasul teladanku)
4. Learning Principle (Kitab Suci Pedomanku)
5. Vision Principle (Hari Kemudian cita-citaku)
6. Well Organized Principle (Ikhlas dan Tawakkal sikapku)

Bagian Tiga : Personal Strengh (gambar biru dibagian luar) terdiri dari :

1. Mission Statement (Pengabdian kepada Allah Syahadatku)
2. Character Building (Sholat karakterku)
3. Self Controlling (Puasa Bentengku)
4. Strategic Collaboration (Zakat keluarkan potensiku)
5. Total Action (Haji Derap Langkahku)

 

 

Siapa Kita, Untuk Apa Kita Dilahirkan, dan Mau Kemana Kita?

 

Bismillahirrahmanirrahim
Teman-teman saya ingin sedikit membagikan pengalaman saya selama mengikuti Training ESQ selama 3 hari kemarin. Untuk informasi, training tersebut dilakukan dari jam 7 pagi hingga jam 6 sore. Training ESQ ini terbagi dalam beberapa kelas. Mulai dari Kelas Kids (untuk anak-anak SD) Kelas Teens (untuk anak2 smp dan sma) Kelas Mahasiswa, Kelas Profesional dan Kelas Exsekutif (untuk pejabat dan petinggi2 negara) tentu saja materinya berbeda-beda dan biayanyapun juga berbeda-beda. Mulai dari 500 ribu, 950 ribu, 1 juta 2 ratus , 1 juta 850 ribu, hingga 2 juta 950 ribu rupiah.
Dan setelah kita mengikuti dan menjadi alumni kita bisa bebas ikut Training ESQ yang diselenggarakan dimana saja tanpa dipungut bayaran (gratis).
Ok itulah sedikit perkenalan tentang pelaksanaan ESQ

Saya akan mencoba menulis Apa yang telah saya dapat selama mengikuti Training ESQ ini selama 3 hari kemarin, sebelumnya saya mohon maaf, bukan saya bermaksud menggurui atau sok mengajarkan tentang ilmu agama, tapi tulisan ini adalah untuk Mengingatkan diri pribadi saya sendiri dan Untuk menambah ilmu bagi teman-teman semua yang belum mengetahuinya.

Jadi di Training ini kita akan diajarkan bagaimana menggabungkan ketiga Kecerdasan ini menjadi satu kesatuan yang sinergi.
Materi ini bukan hanya untuk satu agama atau satu kelompok tapi untuk kita semua.

Jika dalam Materi ini ada Rukun Iman, Rukun Islam dan Ihsan
Bukan berarti eksklusivisme aliran atau agama
Tapi keinginan untuk menyampaikan kebenaran
Kalau Dalam buku ini ada Al Qur`an
Itu bukan untuk Golongan
Tapi untuk seluruh umat manusia.

Bukan Al Qur`an untuk Islam
Bukan Dunia untuk Islam
Tapi Al Qur`an dan Islam untuk Dunia
Islam merindukan perdamaian dan kebahagian sejati
Bersama dengan yang lain.
(Ary Ginanjar Agustian)

Sebelum saya memulai materi ini saya ingin sampaikan cara-cara untuk mempermudah kita agar ilmu dan hidayah dari ALLAH masuk kedalam Hati kita.

 

 

  1. Ibarat kita ingin memasukkan air kedalam botol atau kantong plastik, jika gelas tersebut tertutup apa yg akan terjadi ? tentu saja akan Luber
    bukan.

    Begitupula dengan diri kita, bukalah hati dan pikiran kita sebelum menerima ilmu agar hidayah Allah masuk kedalamnya, jernihkan pikiran dan hati kita terlebih dahulu.

 

  1. Ibarat kita memasukkan air kedalam botol atau plastik, tiba tiba plastik tersebut bocor dan kemudian air keluar dari sisi kanan dan kiri.

    Begitupula dengan diri kita jangan sampai ilmu yang kita terima masuk kanan kemudian keluar kiri, jadi tutup semua jalan-jalan syetan agar hidayah mudah masuk kedalam hati kita (bacalah istigfar 3 kali dan bacalah Al Fatihah)

 

  1. Ibarat kita memasukkan air kedalam botol atau plastik, tetapi air dalam botol tersebut sudah penuh maka yang terjadi air yang kita masukkan akan tumpah keluar karena sudah kepenuhan

    Begitupula dengan diri kita, buanglah sifat sombong dan merasa sudah tahu dalam diri kita karena hidayah ALLAH tidak akan masuk kedalam hati seorang hamba yang masih memiliki sifat sombong dan
    angkuh

Rumus agar Hidayah ALLAH mudah masuk ke dalam hati kita 1 : 0 = ¥

Zero Mind Proses (bersihkan hati anda dari belenggu)
Jika hati anda jernih (0) dan berprinsip kepada Allah Yang Maha Esa (1)
Maka anda akan memiliki sifat luhur dan mulia (asmaul husna) ¥
Atau Allah itu adalah satu dan tak terhingga itu adalah sifat-sifat Allah
Agar kita bisa mendekatkan diri kepada ALLAH maka kita harus mengosongkan hati kita, membersihkan hati kita dari belenggu-belenggu agar hidayah ALLAH bisa masuk kedalam hati kita.

Allah Maha Suci kita Amat Nista, bagaimana kita bisa bersatu pada ALLAH kalau kita tidak mensucikan hati kita terlebih dahulu.

Carilah hatimu pada tiga tempat, pertama disaat engkau melaksanakan Sholat, kedua ketika engkau membaca Al Qur`an, ketiga ketika engkau mengingat mati, jika diketiga tempat itu hatimu tak ada maka mintalah kepada TuhanMu (ALLAH) hati yang baru, karena hatimu telah tertutup. (Imam Ghazali) 

 

Suara Hati Manusia = “Suara Hati” Tuhan

Saya ingin mengajak anda meluangkan waktu sejenak menjawab pertanyaan-pertanyaan dibawah ini dengan suara hati anda :

 

  1. Anda sedang mekan dipinggir jalan, tiba-tiba seorang anak perempuan kecil berusia lima tahun berdiri tepat di depan anda, menatap makanan yang anda pegang dengan penuh harap. Suara hati apa yang muncul dihati anda saat itu ?

 

  1. Bayangkan, saat anda berjalan sendirian di tengah taman yang indah, anda melihat sebuah keluarga : ayah, ibu dan dua anaknya yang masih sangat kecl dan lucu sedang bercengkrama dengan riang dan gembira. Suara hati apa yang hadir dihati anda saat itu ?

 

  1. Coba bayangkan situasi ini : Salah seorangteman kantor anda dikirim oleh perusahaan untuk mengikuti training manajemen selama dua minggu. Sementara anda sendiri tidak dipilih. Apa yang anda rasakan ?

 

  1. Kemudian setelah satu minggu, ia pulang kembali ke kantor dengan wajah berseri seri, menunjukkan sertifikatnya kepada anda. Suara hati apakah yang timbul dihati anda ?

 

  1. Anda sedang berada di suatu ruangan bersih dengan lantai marmer berkilat. Suara hati apa yang muncul pada saat itu ?

 

  1. Kemudian ada seorang yang membuang puntung rokok seenaknya disana. Suara hati apa yang muncul dihati anda ?

 

  1. Dalam perjalanan. Anda melihat seorang pemuda sedang berusaha mencopet tas seorang wanita tua. Perasaan apa yang muncul saat itu ?

 

  1. Namun ketika anda sadari bahwa pencopet itu membawa pistol, apa yang anda rasakan ?

 

  1. Anda sedang berada ditengah kebun yang hijau, tiba-tiba melihat sekuntum bunga berwarna merah, jingga dan ungu. Apa yang anda rasakan ?

 

  1. Tiba-tiba seorang pemuda memetik bunga itu dengan kasar. Apa yang anda rasakan ?

 

 
Tahukah anda tanpa anda sadari, jawaban dari semua jawaban-jawaban diatas akan sama dengan jawaban manusia di seluruh dunia. Apakah Manusia itu seorang yang kaya, miskin, penganut agama apapun juga, suku apapun juga. Akan merasakan suara hati yang sama jikalau berada dalam kondisi Fitrah.

 

Berikut saya kemukakan jawaban dari suara hati tersebut :

Jawaban no 1 : adalah suara hati yang mendorong anda untuk “ingin memberi” apa yang sedang anda makan.

Jawaban no 2 : adalah suara hati “perasaan kasih dan sayang” saat menangkap rona kebahagiaan serta kasih sayang di wajah mereka.

Jawaban no 3 : adalah suara hati yang mengatakan bahwa anda “ingin juga maju”, hingga anda juga merasa ingin mengetahui materi training yang telah diperoleh oleh teman anda tersebut

Jawaban no 4 : adalah suara hati yang membisikkan “rasa ingin tahu” mengetahui materi training yang telah diperoleh teman anda tersebut.

Jawaban no 5 : adalah suara hati “ingin bersih” sehingga anda merasa perlu memungut sampah itu.

Jawaban no 6 : adalah dorongan suara hati untuk “memelihara” dimana anda merasa perlu melarang orang tersebut membuang puntung rokok atau memungutnya dan kemudian membuangnya ke tong sampah.

Jawaban no 7 : adalah dorongan suara hati untuk “menolong” wanita tua tersebut

Jawaban no 8 : adalah suara hati untuk menolong sekaligus “berhitung” ketika anda harus berpikir secara matang untuk menolong wanita tua itu.

Jawaban no 9 : adalah suara hati yang menyuruh anda untuk “memelihara” serta “melindungi” bunga indah tersebut.

Jawaban-jawaban diatas sama dengan sifat-sifat Allah yang terdapat dalam Al Quran (Asmaul Husna) seperti Maha Penolong, Maha Pengasih dan Penyanyang, Maha Ilmu, Maha tahu, Maha Suci, Maha Memelihara, Maha Berhitung dan Maha Melindungi.

 

Kemudian ia memberinya bentuk (dengan perbandingan ukuran yang baik) dan meniupkan kedalamnya ruh (ciptaan)-Nya…”
Artinya sifat-sfat mulia itu juga ditiupkan kedalam jiwa manusia.
Contoh-contoh yang dikemukakan diatas, dimaksudkan agar semua manusia menyadari bahwa mereka semua sebenarnya memiliki suara hati yang sama, suara hati yang universal. Inilah yang disebut dengan Kesadaran Spritual. Suara Hati Tuhan yang terekam dalam jiwa manusia.

Karena itu, bila manusia hendak berbuat keburukan, pasti akan dilarang oleh suara hati nuraninya sendiri, karena Tuhan tak menghendaki manusia berbuat kemungkaran. Jikalau manusia tetap mengerjakan perbuatan yang tidak baik, maka suara hatinay akan bernasihat. Begitu usai berbuat, ia akan menyesalinya.

 

Dan ingatlah ketika Tuhanmu mengeluarkan dari Bani Adam, keturunannya dari sulbinya, dan menyuruh mereka bersaksi terhadap dirinya mereka sendiri (atas pertanyaan), bukankah aku Tuhanmu ?” mereka menjawab ” Ya, kami bersaksi!. (Qs. Al A`raaf 172)

Namun adakalanya suara hati tertutup buta. Acapkali manusia mengabaikan pengakuan ini, yang pada akhirnya justru mengakibatkan dirinya terjerumus dalam kejahatan, kecurangan, kesombongan, kerusakan dan lain-lainya.

 

 

Kecerdasan Intelektual (IQ) dan kecerdasan Emosional(EQ)

 

Contoh Pertama
Pernah suatu saat di Indonesia terdapat Sebuah Lembaga yang memproduksi pesawat terbang, tentu ini adalah hasil intelektualitas yang sangat luar biasa. Pimpinan Lembaga yang memproduksi pesawat terbang ini berkeinginan menjual pesawatnya ke Petronas Malaysia. Kita tahu Petronas adalah Perusahaan minyak yang terkenal yang dimiliki oleh Malaysia, kemudian pimpinannya datang dan ditemani oleh seorang Asistennya yang mempunyai Intelegensi yang sangat tinggi yang mungkin IQ nya sudah diatas 120 dengan semua gelar di belakang dan didepan kartu namanya. Sebelum mereka mengajukan proposal dan melakukan negoisasi harga , orang indonesia ini di undang untuk makan malam oleh Bos Petronas Malaysia, mereka diajak untuk menikmati hidangan makan malam yang serba nikmat, tentu saja ini merupakan hal yang wajar di dunia bisnis sebelum mereka masuk dalam dunia bisnis yang sesungguhnya.

Setelah mereka bincang-bincang santai sambil menikmati makan malam, sang pembeli yaitu Bos Petronas Malaysia ia ingin memamerkan produk-produk barang antik koleksi miliknya kepada orang Indonesia ini, mulai dari Guci cina dan berbagai barang antik yang sudah dimilikinya sebelum ia menjabat sebagai CO di Petronas itu. Ia jalan-jalan kemudian ia tunjukkan kepada orang indonesia ini barang-barang antik dari Cinta, Dinasti Ming dan berbagai barang antik koleksinya. Dari pabrik pesawat terbang kita tentu senang dan bangga sekali melihat koleksi barang antik itu. Dengan antusias bos Petronas itu menunjukkan barang antik koleksinya, dan orang indonesia karena berkeinginan menjual pesawatnya tentu saja ia menangguk angguk untuk memberikan penghargaan, kemudian orang malaysia ini berkata
How do you thing sir” lalu orang indonesia ini menjawab “oh sure, very good, fantastic” wah tentu saja senang sekali Bos malaysia itu mendengar jawaban dari orang indonesia tadi. Kemudian dia berkeliling lagi
“How about this” Wow “That`s Beautiful, Exelent, very nice” wah semakin berbunga-bunga hati orang malaysia ini. Namun seorang asistennya yang mempunya title banyak tadi, kebetulan beliau seorang Doktor dilihatnya hanya diam saja, kemudia ia ditanya oleh Bosnya tadi
How Do You Thing” oh ini bagus sekali Tuan, sangat bagus dan perlu Tuan ketahui bahwa di Jakarta tepatnya di Jln. Surabaya barang-barang antik seperti ini banyak dan murah-murah harganya Tuan.
Anda bisa membayangkan bagaimana reaksi Bos Petronas Malaysia ini mendengar perkataan Asistennya tersebut, ia sangat marah sekali tapi ia menyimpannya dalam hati, dan akhirnya CO dari Petronas ini tersinggung dan tidak jadi beli pesawat.

Kesimpulan dari contoh diatas adalah “Kecerdasan Intelektual (IQ) saja tidak cukup masih dibutuhkan apa yang disebut dengan Kecerdasan Emosional (EQ). jadi Kecerdasan Emosional adalah kemampuan untuk merasakan perasaan orang lain dan kemudian menjadikan pengetahuan itu sebagai informasi penting untuk mengambil tindakan.

Sekarang mari kita tanya pada diri kita masing-masing, bagaimana… apakah kita pernah berbuat seperti itu.. ?

Contoh kedua
Mungkin kita masih ingat dulu, sekitar 20 tahun yang lalu ketika kita naik kereta api jurusan Jakarta – Surabaya atau mungkin Jakarta – Bandung. Kalau kita haus saat itu kita bingung sekali dimana kita akan minum, pasti kita akan melihat di stasiun kereta api atau di dalam gerbong kereta api orang-orang yang mengangkat minuman kemudian mengatakan “Teh-teh… Kopi-kopi..” semua orang menjual teh dan kopi, sehingga kalau kita ingin meminum air putih tentu akan merasakan kesulitan karena tak ada orang yang menjual air putih saja, karena air putih saat itu gratis tapi dengan catatan harus minum di warung dan diwarung tentu saja harus makan terlebih dahulu, baik makan nasi atau makan gorengan lainya baru diberikan air minum gratis di dalam teko. Dan itu terjadi Bertahun-tahun di Indonesia mungkin di Negara-negara luar saat itu.

Disaat itu ada seorang yang mampu merasakan perasaan kesulitan tersebut, ia mampu melihat kesulitan itu, betapa sulitnya jika orang dalam perjalanan dalam keadaan haus. Kemudian ia masukkan air putih itu kedalam sebuah botol dan kemudian air minum dalam botol itu dijual. Anda tahu harganya..? harganya lebih mahal dari pada harga bensin saat itu.

Kita tentu tahu saat ini, bukan lagi puluhan, ratusan bahkan kini Ribuan perusahaan yang menjual air mineral dalam bentuk botol ini.

Kesimpulannya ” Inilah yang disebut Kreatifitas, keberanian mengambil Resiko, ini menyangkut tentang Komitmen, Tanggung jawab, Visi, Kemampuan merasakan, Kemampuan membaca situasi, inisiatif, Sensitif, Merasakan & Melihat dengan mata hati.

Bagaimana semua ini bisa diatasi, ini adalah kembali contoh KECERDASAN EMOSIONAL (EQ).

Kecerdasan Emosional menunjukkan bukti bahwa ia begitu berperan penting didalam keberhasilan
kehidupan.

Yang menjadi pertanyaan kita sekarang “bagaimana dengan Sistem Pendidikan kita di Indonesia sekarang…? Kecerdasan Emosional.. apakah diajarkan di SD, SMP, SMA atau bahkan di Bangku kuliah, yang diajarkan umumnya adalah hanya Intelektualitas. IQ nya harus 100 dengan IP 4.00.

Sekarang mari kita lihat kenyataanya, masih ingatkah kita dengan teman-teman yang menjadi bintang-bintang kelas waktu di SMP, SMA atau di Kuliah dulu, apakah mereka menjadi orang-orang yang sukses diatas rata-rata ? atau bahkan mereka kini menjadi orang yang biasa ? atau bahkan banyak yang gagal.

Hal ini diselidiki disebuah lembaga, yang mendirikan data Bank raksasa yang diberi nama Emotion Quotient Inventory (EQI ) yaitu sebuah lembaga yang mengumpulkan data-data orang-orang yang sukses dimuka Bumi. Hasilnya sungguh tak terbantahkan dan tidak bisa lagi dipungkiri, dikatakan bahwa Kecerdasan Intelektual (IQ) itu rata-rata hanya 6 % yang membawa keberhasilan bahkan Maksimum hanya 20 %.

 

Kecerdasan Intelektual

Hanya berperan 6 %

Dan Maksimal 20 %

Dalam meraih keberhasilan

 

Lantas bagaimana dengan kemampuan Intelektual dan Emosional kita sementara ini, mana yang lebih kita tekankan pada anak-anak kita. Anak-anak kita yang selama ini kita dorong supaya mendapatkan rangking yang tinggi, IP yang tinggi, selama ini anak-anak kita dorong agar memiliki Intelektualitas (IQ) tinggi namun mari kita lihat ternyata keberhasilan itu tidak ditentukan hanya oleh Intelektualitas (IQ) semata.

Contoh ketiga
Kejadian ini terjadi di Airport Soekarno Hatta, pada saat itu pesawat terakhir akan berangkat dengan jalur penerbangan ke Luar Negeri, namun tiba-tiba diumumkan bahwa pesawat ditunda keberangkatannya karena ada kerusakan mesin. Semua penumpang mengeluh dengan nafas panjang, Arghh…… hanya itu yang bisa mereka lakukan dan mereka tunggu 1 jam, tiba-tiba petugas di Airport mengatakan lagi bahwa pesawat yang akan mereka tumpangi bukan saja ditunda keberangkatannya tetapi gagal berangkat malam ini dan akan berangkat esok pagi. Diantara penumpang tersebut banyak Pejabat, banyak Bisnisman, dimana besok adalah pertemuan penting yang justru tidak bisa ditunda-tunda.

Banyak sekali yang marah dan salah seorang dari Pejabat marah, ia katakan “Anda tahu siapa saya… anda tahu.. pimpinan andapun bias saya geser dari perusahaan ini, kerugian yang akan saya alamin ini akan merugikan ratusan milyar rupiah dan perusahaan anda akan kami tuntut. Lalu ia menunjukkan Kontrak kerjanya, MOU dan macam-macam surat pentingnya, ia sangat marah sekali. Tentu saja petugas airport ini mengalami Stress yang sangat luar biasa sekali, ia ketakutan, badanya gemetar. Akhirnya mau tidak mau para penumpang tadi di inapkan di Transit Hotel sebelah bandara Soekarno Hatta.

Namun ada satu orang yang berusia setengah baya, ia datang degnan tersenyum, sungguh luar biasa. Petugas Airport tersebut bingung “loh.. kog bapak tersenyum dan mengatakan ini luar biasa sekali sedang yang lain marah-marah” orang setengah baya ini menjawab dengan tersenyum “Bayangkan jika pesawat ini tetap diberangkatkan, berapa korban jiwa yang akan terjadi, karena bisa saja pesawat ini akan mengalami kerusakan mesin di atas udara” atau pesawat ini akan jatuh seperti yang terjadi baru-baru ini di Medan” saya kira ini adalah hal yang wajar dan baisa. “Bapak tidak marah ?” petugas airport itu bertanya

“Saya sebenarnya ingin marah, tapi untuk apa saya marah, ini memang suatu kenyataan dan saya juga punya urusan bisnis yang sangat besar, dan mengalami kerugian yang cukup besar bila ditunda, tapi mau dibilang apa, saya harus ikhlas, karena ini sudah kenyataan yang dialami.

Petugas airport itu hanya diam tertunduk, ia heran melihat orang yang sangat bijaksana. Orang setengah baya ini kemudian berkata “Saya tahu disitu banyak pesawat, saya tahu di hotel itu banyak orang yang marah karena berfikiran mengapa banyak pesawat yang nangkring, mengapa pesawat itu tidak segera diberangkatkan”. Tapi saya tahu ini adalah keputusan-Nya dan ini adalah kenyataan, ya sudah saya inkhlas kita berdoa saja semoga Bisnis saya bisa berhasil dan besok pagi pesawat itu sudah baik dan bisa berangkat. Selamat malam…

Sebelum berangkat menuju hotel orang setengah baya itu dipanggil oleh petugas Airport

“Mari kesini sebentar pak” orang setengah baya itu belakangan berangkat menuju hotel tempat menginap.

“Kenapa ?”
Sebenarnya masih ada informasi yang sangat penting, ada satu sheet kosong ke negara yang sama, hanya akan terlambat beberapa jam karena harus memutar lebih kurang 200 – 300 mil dan akan tiba tengah malam nanti, kalau bapak mau silahkan bapak masuk ke ruang tunggu disebelah sana.

Akhirnya Orang setengah baya itu pergi dan kemudian ia berangkat ke negara tujuannya dan bisnisnya berjalan dengan lancar sedangkan Pejabat yang marah-marah tadi setiap ada pelayan yang mengantarkan makanan kepadanya dimarahi dan diceramahi.

Mari kita lihat Hikmah apa yang bisa diambil dari kisah ini

Ini semua menunjukkan bahwa semua Kemampuan Mengendalikan Emosi membuat bisnis jauh lebih
sukses.
Kembali permasalah ini bukan lagi soal Kecerdasan Intelektual (IQ) tapi Kecerdasan Emosional (EQ).

Jadi Kecerdasan Emosional (EQ) adalah kemampuan untuk mengendalikan emosi, kemampuan untuk menguasai diri agar ia tetap bisa mengambil keputusan dengan tenang.

Kesimpulannya “Tidak cukup hanya dengan Kecerdasan Intelektual (IQ) yang kita miliki dan tidak cukup hanya Kecerdasan Intelektual (IQ) yang diajarkan kepada anak-anak jadi dibutuhkan satu kecerdasan lagi yang disebut Kecerdasan Emosional (EQ).

Nah sekarang masih ada lagi “Bagaimana Kecerdasan Emosional (EQ) ini bekerja

 

Bagaimana Kecerdasan Emosional (EQ) Bekerja

 

Mungkin kita pernah mendengar apa itu Kecerdasan Emosional, itu dilatihkan oleh berbagai maca lembaga. Contoh, apabila bertemu dengan orang “keep your eyes contact”  artinya tatap matanya agar diberi perhatian, itu adalah Kecerdasan Emosional. Contoh kedua, ketika kita senyum, bibir kanan dua centi bibir kiri dua centi, itu harus seimbang. Tidak boleh bibir kanan lebih panjang ketika kita tersenyum. Mari kita coba senyum dengan bibir kanan 3 centi dan bibir kiri 2 centi, lihatlah di kaca, apa yang akan terjadi.

 

Selanjutnya disaat kita melihat seseorang yang baru pertama kali bertemu maka jangan menatap dengan tajam tataplah dengan lembut sambil tersenyum. Ini adalah Kecerdasan Emosional.

 

Ketiga, ketika kita berbicara dengan orang lain jangan banyak omong, tapi biarkan orang lain bicara dan ketika ia berbicara anda harus memberi perhatian, tangan jangan dilipat di depan dada. Mengapa tidak boleh karena itu artinya “Dipensif” yang artinya “Saya tidak mau dengar”  Ketika orang lain berbicara kita harus menghadap ke arah dia, jangan menyamping atau miring. Kemudian jangan memberikan pujian yang terlalu berlebihan, jadi ketika ia berbicara anda kita jangan berkata “Wah…. Hebat” itu salah, yang harus anda katakan adalah “begitu ya… saya baru dengar, saya sangat tertarik. Begitulah ini adalah ilmu Kecerdasan Emosional. Kemudian ajukan pertanyaan-pertanyaan supaya orang lain bercerita tentang dirinya. Contohnya Pak Azis bisa jadi Presiden Direktur di PT air putih, bagaimana caranya..?

Dia pasti dengan bangganya akan menceritakan hal itu, dengan semangatnya dia akan bercerita kepada kita, dan ingat setiap 3 menit kita harus menganggukkan dagu (oohh gitu ya..) dengan cara seperti itu makan kita akan meraih hatinya, ketika kita telah meraih hatinya baru kita ajukan proposal atau keinginan kita terhadapnya. Ini adalah contoh teknik-teknik Kecerdasan Emosional.

Ada seseorang yang ingin memasarkan Safety Box ke seorang pengusaha hotel, sebut saja namanya Andi. Saat itu Andi sebagai seorang Pegawai Negeri yang kita tahu gajinya tidak seberapa, oleh sebab itu Andi ingin mencari uang tambahan maka ia mencoba memasarkan Safety Box ke pengusaha kaya yang mempunyai banyak hotel di kota Bali.

 

Sebelum bertemu dengan pengusaha itu Andi mempelajari bukunya bahwa keputusan di dalam bisnis 80 % adalah Emosional dan 20 % adalah Intelektual maka dipelajari jurus-jurus tadi. Jika pertama bertemu maka mata harus santai dan lembut, dan senyum harus seimbang antara bibir kiri dan bibir kanan, kemudian siap badan tegak dan ketika orang itu berbicara kita harus menatapnya dengan tegap, dan tangan tidak boleh di lipat didepan dada.

Ketika Andi dipersilahkan masuk ke ruangan Pengusaha tersebut, ia melihat sekeliling ruangan yang luas itu terdapat banyak foto-foto pengusaha tersebut dengan para pejabat dan dengan rekan-rekan bisnisnya yang lain. Pengusaha tersebut mempersilahkan Andi untuk berbicara 10 menit, tetapi Andi meminta waktu 2 menit saja untuk bertanya masalah pribadi, pengusaha itu pun menyanggupinya. Andi mulai melancarkan jurusnya.

Pertama kali saya ingin mengucapkan selamat dulu karena bapak telah dilantik sebagai Ketua sebuah Organisasi sosial yang terkemuka.

 

“Loh anda tahu darimana”

 

Pengusaha tersebut mulai terpancing

“Saya kan juga ikut mengikuti perkembangan politik” nampaknya pengusaha tersebut sudah terkena ilmu Kecerdasan Emosi dari Andi.

Kemudian Andi bertanya lagi “mengapa bapak masih mau mengajar di kampus-kampus, masih mau bekerja sosial untuk orang banyak padahal Bapak sudah memiliki hotel, perusahaan, mobil mewah dll”. Boleh saya tahu pak, saya ingin belajar..

Wah rupanya pengusaha tersebut semakin tertarik, kemudian ia bercerita “saya kira kita tidak cukup hanya dengan mempunyai uang dan harta yang berlimpah, kita harus peduli dengan sosial, dengan orang lain, kita harus melihat orang disekeliling kita.

Pada saat pengusaha itu berbicara, Andi melancarkan Ilmu EQ, dengan tersenyum kemudian badan Andi di majukan dua centi kedepan, kesannya supaya Andi berminat dan setiap ia berbicara Andi menganggukkan dagunya setiap 3 menit sekali.

Dengan cara seperti itu pengusaha tersebut semakin bersemangat, foto-foto ia tunjukkan semuanya dan tanpa terasa ia memberhentikan pembicaraanya karena tak terasa sudah 2 jam lamanya ia berbicara tentang dirinya sendiri.

Kesimpulannya Andi Baru saja mempergunakan Ilmu Kecerdasan Emosional, kemampuan membaca hati seseorang, kemampuan membaca harapan orang.

Dapat disimpulkan ada 4 jurus dalam Kecerdasan Emosianal

 

  • 1000 sungai gunung turun ke laut

Maksudnya, kalau kita merendah menjadi lembah yang landai kemudian mereka berada di tempat yang tinggi, air mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah.

 

 

  • Berikan Pujian

Memberikan orang pujian ibarat lentingan Harfa di pagi hari dan itu adalah sangat indah. Berikan pujian penghargaan bukan pujian dari “gigi” tapi pujian dari “hati”

 

  • Sebutkan namanya berkali-kali

Maka itu adalah musik yang paling indah yang tak pernah ia dengar sepanjang hidupnya.

 

  • Mengakui kesuksesan orang lain

Maka itu adalah air sejuk dari surga yang pernah ia peroleh.

Setelah melakukan 4 jurus diatas barulah ajukan proposal atau keinginan kita insyaalah akan diterima dengan senang hati.

Sekarang yang menjadi pertanyaan untuk kita semua

“Apakah cukup hanya dengan dua kecerdasan tadi IQ dan EQ”

Intelektualitas, otak pintar.

 

Kecerdasan Emosi, mampu merayu seperti cerita diatas, apakah cukup ?

Kita bisa bayangkan apa yang terjadi, entah bagaimana menurut kita semua, kita masih membutuhkan satu Kecerdasan lagi, kita masih butuh satu kecerdasan lain yang disebut SQ atau Kecerdasan Spritual. Yang mampu menjawab untuk apa Kecerdasan Intelektual saya ini, untuk apa Kecerdasan Emosional ini dan untuk apa semua ini terjadi.

Perlu kita ketahui dua kecerdasan (IQ dan EQ) tidaklah cukup dan bahkan takkan pernah bahagia.

Kita semua bisa melihat bagaimana contoh-contoh orang yang begitu sukses yang sudah kaya raya tapi kemudian ia loncat dan bunuh diri dari lantai 56. Kita masih ingat Presiden Direktur Hyundai, ia bunuh diri. Bahkan juga beberapa orang yang sudah sukses, bagaimana mereka bunuh diri dan tidak pernah merasa puas dengan kesuksesannya.

Dua kecerdasan ini tidak bisa membuat kita bahagia, bahkan yang paling menyedihkan kasus Harianto, seorang anak 12 tahun yang bunuh diri karena tidak bisa membayar uang untuk mengikuti Ekstrakurikuler sebesar 2.500 (dua ribu lima ratus) dan kita lihat remaja-remaja sekarang lari ke Narkoba karena ia tak mampu menemukan untuk apa saya hidup, dimana saya hidup dan kita lihat orang-orang tua yang begitu gemar bermewah-mewahan gemar bersenang-senang, ia mencari bagaimana kebahagian.
Karena itu kita masih memerlukan satu Kecerdasan lagi yaitu Kecerdasan Spritual.

 

KecerdasanSpiritual(SQ)

Kecerdasan Spiritual (SQ) adalah Kecerdasan untuk menghadapi persoalan makna atau value, yaitu Kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya, kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang lebih bermakna dibandingkan dengan yang lain.
Kecerdasan Spiritual (SQ) adalah landasan yang diperlukan untuk memfungsikan IQ dan EQ secara effektif. Bahkan SQ merupakan kecerdasan tertinggi kita.

Sedangkan dalam ESQ, kecerdasan spiritual adalah kemampuan untuk memberi makna ibadah terhadap setiap perilaku dan kegiatan, melalui langkah langkah dan pemikiran yang bersifat fitrah, menuju manusia yang seutuhnya (hanif) dan memiliki pola pemikiran tauhidi (integralistik), serta berprinsip “hanya karena Allah”.

Bila kita mampu memaknai pekerjaan kita sebagai ibadah, demi kepentingan umat manusia dan Tuhan yang kita cintai. Bila kita berpikir secara tauhidi dengan memahami seluruh kondisi perusahaan/instansi dimana kita bekerja, situasi ekonomi dan masalah-masalah yang kita hadapi dalam satu kesatuan yang esa (integral). Dengan mempergunakan prinsip Bismillah dan tetap bekerja giat dan bahkan lebih giat lagi.
Bila kita mampu berprinsip dari dalam bukan dari luar dan tidak terpengaruh oleh lingkungan, maka kita akan menjadi raja, raja atas jiwa kita. Jiwa yang bebas merdeka dengan prinsip La ilaha illallah.

Bila kita mampu melakukannya, maka itulah hasil penggodokan Kecerdasan Emosi (EQ) dan Kecerdasan Spiritual (SQ) –ESQ sebuah penggabungan atau sinergi antara kepentingan dunia (EQ) dan kepentingan spiritual (SQ). Hasilnya adalah kebahagiaan dan kedamaian pada jiwa kita, sekaligus etos kerja yang tinggi tak terbatas.

Take time toTHINK. It is the source of Power
Take time to READ. It is the Foundation of Wisdom
Take time to QUIET. It is the Opportunity to seek God
Take time to DREAM. It is the future made of
Take time to PRAY. It is the Greatest power on earth

Disarikan dari buku ESQ oleh Ary Ginanjar Agustian

 

 

Kisah 25 Nabi dalam Al-Qur’an

 

Mengapa Kisah-Kisah Al-Quran?

Sejumlah ayat-ayat al-Quran telah memaparkan kisah dan cerita para nabi serta periode kehidupan mereka. Karena di balik kisah-kisah tersebut tersimpan pelajaran-pelajaran berharga dan kisah-kisah tersebut—pada hakikatnya—adalah harta simpanan yang memiliki banyak rahasia dan misteri, ayat-ayat tersebut telah mendapatkan perhatian dari para sejarawan, penulis buku sejarah dan kisah-kisah para nabi as dan para peneliti kajian agama secara istimewa. Setiap dari mereka telah mengambil pengetahuan sesuai dengan kemampuan masing-masing dari mata air segar itu. Sebelum kami memaparkan kisah-kisah para nabi as dengan berlandaskan al-Quran, perlu kiranya kami kemukakan terlebih dahulu satu mukadimah penting yang dapat kita jadikan acuan dalam menelaah kisah-kisah para nabi as di dalam al-Quran.

Tujuan Kisah-kisah Al-Quran

Jika kita menelaah kisah-kisah al-Quran dengan seksama, kita akan memahami bahwa dengan perantara kisah-kisah itu Allah ingin menyampaikan poin-poin penting yang dikemas dalam bentuk cerita dan kisah. Di antara tujuan-tujuan itu adalah sebagai berikut ini:

a. Membuktikan kewahyuan al-Quran dan kebenaran missi Nabi SAWW; semua yang diembannya adalah wahyu yang turun dari Allah demi membimbing umat manusia ke jalan yang lurus. Dengan memperhatikan kecermatan dan kejujuran al Quran dalam menukil kisah-kisah itu, kewahyuannya akan dapat dibuktikan.

b. Membuktikan kesatuan agama dan akidah seluruh nabi as. Karena mereka semua datang dari Allah, pondasi dakwah mereka adalah satu dan mereka mengajak umatmanusia kepada satu tujuan.

c. Menjelaskan kesatuan metode dan sarana para nabi as dalam berdakwah, kesatuan sikap mereka dalam menghadapi masyarakat, bagaimana sikap masyarakat dalam menanggapi ajakan mereka, dan kesamaan adat-istiadat yang berlaku di dalam masyarakat ketika mereka mulai berdakwah. Realita ini dapat kita telaah bersama dalam surah Hûd [11] : 25, 27, 50, dan 61.

Faktor Pengulangan Kisah-kisah Al-Quran

Salah satu pembahasan penting yang mungkin sering kita pertanyakan setiap kali kita menelaah kisah-kisah al-Quran adalah mengapa sebagian kisah al-Quran diulangi dalam surah yang lain? Untuk menjawab pertanyaan itu, perlu kita perhatikan dua poin berikut ini:

a. Tujuan yang berbeda menuntut pengulangan kisah. Setiap kisah yang disebutkan dalam sebuah surah al-Quran tentunya demi menggapai sebuah tujuan tertentu. Karena terdapat tujuan lain yang berbeda dengan tujuan tersebut, hal itu menuntut supaya kisah itudiulangi lagi di surah lain demi menggapai tujuan yang lain pula. Oleh karena itu, jika satu tujuan telah menjadi faktor untuk sebuah kisah supaya disebutkan pada sebuah surah, faktor lain yang berbeda dapat menjadi faktor tersendiri untuk kisah itu supaya disebutkan lagi di surah yang lain.

b. Karena dakwah Islam melalui periode yang berjenjang dan berbeda-beda, dan al-Quran juga turun sesuai dengan tuntutan setiap periode dakwah itu, secara logis kisah yang terdapat di dalamnya sesuai dengan tujuan yang ingin digapai dalam setiap periode dakwah itu akan mengalami pengulangan dalam beberapa surah. Harapan kami, semoga rubrik ini dapat bermanfaat bagi kita dalam mengemban risalah Ilahiah yang suci ini

Demikian semoga dapat membantu..Amiin

 

 

Mengenal Sifat Wajib 20 Allah

Bismillahirrahmanirrahiim…

SIFAT-SIFAT KETUHANAN

Adapun yang wajib bagi Ketuhanan itu bersifat dengan empat sifat:

1. Sifat Nafsiyah, yaitu Wujud

2. Sifat Salbiyah yaitu, Qidam, Baqa, Mukhalafatuhu lil khawaditsi, Qiyamuhu binafsihi dan Wahdaniat

3. Sifat Ma’ani, yaitu, Qudrat, Iradat, Ilmu, Hayat, Sami’, Bashir dan Kalam

4. Sifat Ma’nawiyah, yaitu Qadirun, Muridun, ‘Alimun, Hayyun, Sami’un, Bashirrun dan Muttaqalimuun

Dibahagi lagi menjadi dua sifat (Pendekatan secara nafi dan isbat)

1. Sifat Istighna’ yaitu, Wujud, Qidam, Baqa, Mukhalafatuhulilkhawadits, Qiyamuhu binafsihi, Sami’, Bashir, Kalam, Sami’un, Bashirun dan Muttaqallimun

2. Sifat Iftikor, yaitu Qudrat, Iradat, Ilmu, Hayat, Kodirun, Muridun, ‘Alimun, Hayyun dan Wahdaniah

SIFAT-SIFAT KETUHANAN

Adapun yang wajib bagi Ketuhanan itu bersifat dengan empat sifat:

1. Sifat Nafsiyah, yaitu Wujud

2. Sifat Salbiyah yaitu, Qidam, Baqa, Mukhalafatuhu lil khawaditsi, Qiyamuhu binafsihi dan Wahdaniat

3. Sifat Ma’ani, yaitu, Qudrat, Iradat, Ilmu, Hayat, Sami’, Bashir dan Kalam

4. Sifat Ma’nawiyah, yaitu Qadirun, Muridun, ‘Alimun, Hayyun, Sami’un, Bashirrun dan Muttaqalimuun

Dibahagi lagi menjadi dua sifat (Pendekatan secara nafi dan isbat)

1. Sifat Istighna’ yaitu, Wujud, Qidam, Baqa, Mukhalafatuhulilkhawadits, Qiyamuhu binafsihi, Sami’, Bashir, Kalam, Sami’un, Bashirun dan Muttaqallimun

2. Sifat Iftikor, yaitu Qudrat, Iradat, Ilmu, Hayat, Kodirun, Muridun, ‘Alimun, Hayyun dan Wahdaniah

~~~~~~~ oOo ~~~~~~~

Bahagian I: Sifat Nafsiyah:

Wujud, artinya ada, yang ada itu dzat Allah Ta’ala, lawannya ‘Adum, artinya tiada yaitu mustahil tiada diterima oleh aqal sekali-kali dikatakan Allah Ta’ala itu tiada karena jikalau Allah Ta’ala itu tiada niscaya tiadalah perobahan pada alam ini. Alam ini jadilah statis (tak ada masa, rasa dll), dan tiadalah diterima ‘aqal jika semua itu (perobahan) terjadi dengan sendirinya.

Jikalau alam ini jadi dengan sendirinya niscaya jadilah bersamaan pada suatu pekerjaan atau berat salah satu maka sekarang alam ini telah nyata adanya sebagaimana yang kita lihat sekarang ini dan teratur tersusun segala pekerjaannya maka menerimalah aqal kita wajib adanya Allah Ta’ala dan mustahil lawannya tiada. Adapun dalilnya yaitu firmannya dalam Al Qur’an:

Allahu kholiqu kullu syai’in

artinya, Allah Ta’ala jualah yang menjadikan tiap-tiap sesuatu.

Adapun Wujud itu sifat Nafsiyah ada itulah dirinya hak Ta’ala. Adapun ta’rif sifat nafsiyah itu: Hiya huwa wala hiya ghoiruku, artinya, sifat inilah dzat hak Ta’ala, tiada ia lain daripadanya yakni sifat pada lafadz dzat pada makna

Adapun Hakikat sifat nafsiyah itu : Hiya lhalul wajibatu lizzati maadaamati azzatu ghoiru mu’alalahi bi’illati, artinya: hal yang wajib bagi dzat selama ada dzat itu tiada dikarenakan dengan suatu karena yakni adanya yaitu tiada karena jadi oleh sesuatu dan tiada Ia terjadi dengan sendirinya dan tiada Ia menjadikan dirinya sendiri dan tiada Ia berjadi-jadian.

Adapun Wujud itu dikatakan sifat Nafsiyah karena wujud menunjukkan sebenar-benar dirinya dzat tiada lainnya dan tiada boleh dipisahkan wujud itu lain daripada dzat seperti sifat yang lain-lain.

Adapun Wujud itu tiga bahagi:

1. Wujud Haqiqi, yaitu dzat Allah Ta’ala maka wujud-Nya itu tiada permulaan dan tiada kesudahan maka wujud itu bersifat Qadimdan Baqa’, inilah wujud sebenarnya

2. Wujud Mujazi, yaitu dzat segala makhluk maka wujudnya itu ada permulaan dan ada kesudahan tiada bersifat Qadim dan Baqa’, sebab wujudnya itu dinamakan wujud Mujazi karena wujudnya itu bersandarkan Qudrat Iradat Allah Ta’ala

3. Wujud ‘Ardy, yaitu dzat ‘Arodul wujud maka wujudnya itu ada permulaan dan tiada kesudahan seperti ruh, syurga, neraka, Arasy, Kursi dan lain-lain

Adapun yang Mawujud selain Allah Ta’ala dua bahagi

1. Mawujud dalam ‘alam sahadah, yaitu yang di dapat dengan khawas yang lima seperti langit, bumi, kayu, manusia, binatang dan lain-lain

2. Mawujud didalam ‘alam ghaib yang tiada didapat dengan khawas yang lima tetapi didapat dengan nur iman dan Kasaf kepada siapa-siapa yang dikaruniakan Allah Ta’ala seperti Malaikat, Jin, Syaitan, Nur dan lain-lain.

Adapun segala yang Mawujud itu lima bahagi:

1. Mawujud pada Zihin yaitu ada pada ‘aqal

2. Mawujud pada Kharij yaitu ada kenyataan bekas

3. Mawujud pada Khayal yaitu seperti bayang-bayang dalam air atau yang didalam mimpi

4. Mawujud pada Dalil yaitu ada pada dalil seperti asap tanda ada api

5. Mawujud pada Ma’rifat yaitu dengan pengenalan yang putus tiada dapat diselingi lagi terus Ia Ma’rifat kepada Allah Ta’ala

Membicarakan Wujud-Nya dengan jalan dalil:

1. Dalil yang didapat dari Khawas yang lima tiada dapat didustakan

2. Dalil yang didapat dari Khabar Mutawatir tiada dapat didustakan

3. Dalil yang didapat daripada ‘Aqal tiada dapat didustakan

4. Dalil yang didapat daripada Rasulullah tiada dapat didustakan

5. Dalil yang didapat daripada firman Allah Ta’ala tiada dapat didustakan

SIFAT-SIFAT KETUHANAN

Adapun yang wajib bagi Ketuhanan itu bersifat dengan empat sifat:

1. Sifat Nafsiyah, yaitu Wujud

2. Sifat Salbiyah yaitu, Qidam, Baqa, Mukhalafatuhu lil khawaditsi, Qiyamuhu binafsihi dan Wahdaniat

3. Sifat Ma’ani, yaitu, Qudrat, Iradat, Ilmu, Hayat, Sami’, Bashir dan Kalam

4. Sifat Ma’nawiyah, yaitu Qadirun, Muridun, ‘Alimun, Hayyun, Sami’un, Bashirrun dan Muttaqalimuun

Dibahagi lagi menjadi dua sifat (Pendekatan secara nafi dan isbat)

1. Sifat Istighna’ yaitu, Wujud, Qidam, Baqa, Mukhalafatuhulilkhawadits, Qiyamuhu binafsihi, Sami’, Bashir, Kalam, Sami’un, Bashirun dan Muttaqallimun

2. Sifat Iftikor, yaitu Qudrat, Iradat, Ilmu, Hayat, Kodirun, Muridun, ‘Alimun, Hayyun dan Wahdaniah

~~~~~~~ oOo ~~~~~~~

Bahagian II: Sifat Salbiyah

Adapun hakikat sifat Salbiyah itu: wahiya dallat ‘alallafiy maalaa khaliyqu billahi ‘aza wajalla, artinya barang yang menunjukkan atas menafikan apa-apa yang tiada patut dan tiada layak pada dzat, pada sifat dan pada af’al Allah Ta’ala yaitu lima sifat:

1. QIDAM, artinya Sedia

2. BAQA’ artinya Kekal,

3. MUKHALAFATUHULILKHAWADITS artinya Bersalahan Allah Ta’ala dengan segala yang baharu.

4. QIYAMUHU BINAFSIHI, artinya Berdiri Allah Ta’ala dengan sendiriNya.

5. WAHDANIAH, artinya Esa

~~~~~~~ oOo ~~~~~~~

1. QIDAM, artinya Sedia

Adapun hakikat Qidam ibarat dari menafikan ada permulaan bagi Wujud-Nya yakni tiada permulaan, lawannya Hudusy artinya baharu yaitu mustahil tiada diterima oleh aqal sekali-kali dikatakan Ia baharu karena jikalau Ia baharu niscaya jadilah Wujud-Nya itu wujud yang harus, tiadalah Ia wajibal wujud maka sekarang telah terdahulu wajibal wujud baginya maka menerimalah aqal kita wajib baginya bersifat Qadim dan mustahil lawannya baharu , adapun dalilnya firmannya dalam Al Qur’an: huwal awwalu, artinya Ia juga yang awal.

Adapun Qadim nisbah pada nama empat perkara:

a. Qadim Haqiqi, yaitu dzat Allah Ta’ala

b. Qadim Sifati, yaitu sifat Allat Ta’ala

c. Qadim Idofi, yaitu Qadim yang bersandar seperti dahulu bapa daripada anak

d. Qadim Zamani, yaitu masa yang telah lalu sekurang-kurangnnya setahun

2. BAQA’ artinya Kekal

Adapun hakikat Baqa’ itu ibarat menafikan ada kesudahan bagi Wujud-Nya, yakni tiada kesudahan, lawannya Fana’ artinya binasa yaitu mustahil tiada diterima oleh aqal sekali-kali dikatakan Ia binasa, jikalau Ia binasa jadilah Wujud-Nya itu wujud yang baharu, apabila Ia baharu tiadalah Ia bersifat Qadim maka sekarang telah terdahulu bagi-Nya wajib bersifat Qadim maka menerimalah aqal kita wajib bagi-Nya bersifat Baqa dan mustahil lawannya binasa, adapun dalilnya firman-Nya dalam Al Qur’an: wayabqo wajhu robbikauzuljalali wal ikrom, artinya kekal dzat Tuhan kamu yang mempunyai Kebesaran dan Kemuliaan.

Adapun yang Kekal itu dua bahagi:

a. Kekal Haqiqi, yaitu dzat dan sifat Allah Ta’ala

b. Kekal Ardy, yaitu kekal yang dikekalkan, menerima hukum binasa jikalau dibinasakan Allah Ta’ala, karena ia sebahagian daripada mumkinun, tetapi tiada dibinasakan maka kekallah ia, maka kekalnya itu dinamakan kekal ‘Ardy, seperti ruh, arasy, kursi, kalam, lauh mahfudh, surga, neraka, bidadari dan telaga nabi.

3. MUKHALAFATUHULILKHAWADITSI artinya Bersalahan Allah Ta’ala dengan segala yang baharu

Adapun Hakikat Mukhalafatuhulilhawadits itu diibaratkan menafikan dzat dan sifat dan af’al Allah Ta’ala dengan segala sesuatu yang baharu, yakni tiada bersamaan dengan segala yang baharu, lawannya Mumassalatuhulilhawadits, artinya bersamaan dengan segala sesuatu yang baharu. Tiada diterima oleh aqal dikatakan Allah Ta’ala itu bersamaan dzat-Nya dan sifat-Nya dan af’al-Nya dengan segala yang baharu, karena jikalau bersamaan dengan segala yang baharu maka tiadalah Ia bersifat Qadim dan Baqa’, sebab segala yang baharu menerima hukum binasa, maka sekarang telah terdahulu wajib bagi Allah Ta’ala bersifat Qadim dan Baqa’, maka menerimalah aqal kita wajib bagi Allah Ta’ala bersifat mukhalafatuhulilhawadits, dan mustahil lawannya Mumasalatu lilhawadits, adapun dalilnya firman-Nya dalam Al Qur’an:

laisa kamislihi syaiin wa huwassami’ul bashir, artinya tiada seumpama Allah Ta’ala dengan segala sesuatu dan Ia mendengar dan melihat.

Adapun bersalahan dzat Allah Ta’ala dengan dzat yang baharu karena dzat Allah Ta’ala bukan jirim atau jisim dan bukan jauhar atau ‘aradh dan tiada dijadikan, tiada bertempat, tiada berjihat, tiada bermasa atau dikandung masa dan tiada beranak atau diperanakkan.

Bersalahan sifat Allah Ta’ala dengan sifat yang baharu karena sifat Allah Ta’ala Qadim dan ‘Aum takluknya, seperti Sami’ Allah Ta’ala takluk pada segala yang mawujud.

Adapun sifat yang baharu itu tiada ia Qadim dan tiada ‘Aum takluknya, tetapi takluk pada setengah perkara jua seperti yang baharu mendengar ia pada yang berhuruf dan bersuara dan yang tiada berhuruf dan bersuara tiada ia mendengar atau yang jauh atau yang tersembunyi seperti gerak-gerak yang dalam hati dan begitu jua sifat-sifat yang lain tiada serupa dengan sifat Allah Ta’ala.

Adapun bersalahan perbuatan Allah Ta’ala dengan perbuatan yang baharu karena perbuatan Allah Ta’ala itu memberi bekas dan tiada dengan alat perkakas dan tiada dengan minta tolong dan tiada mengambil faedah dan tiada yang sia-sia.

Adapun perbuatan yang baharu tiada memberi bekas dan dengan alat perkakas atau dengan minta tolong dan mengambil faedah.

4. QIYAMUHU BINAFSIHI, artinya Berdiri Allah Ta’ala dengan sendirinya

Adapun hakikat Qiyamuhu binafsihi itu ibarat daripada menafikan berkehendak kepada tempat berdiri dan berkehendak kepada yang menjadikan dia, yakni tiada berkehendak kepada tempat berdiri dan tiada berkehendak kepada yang menjadikannya.

Mustahil tiada diterima oleh aqal sekali-kali dikatakan tiada berdiri dengan sendiriNya, karena Ia zat bukan sifat, jikalau Ia sifat, maka berkehendak kepada tempat berdiri karena sifat itu tiada boleh berdiri dengan sendirinya.

Dan tiada berkehendak kepada yang menjadikan Ia karena Ia Qadim, jikalau berkehendak Ia kepada yang menjadikan Dia, maka jadilah Ia baharu, apabila ia baharu tiadalah ia bersifat Qadim dan Baqa’ dan Mukhalafatuhulilhawadits.

Maka sekarang menerimalah aqal kita, wajib diterima oleh aqal, bagi Allah Ta’ala itu bersifat Qiyamuhubinafsihi dan mustahil lawannya An-laayakuunu ko’imambinafsihi, adapun dalilnya firman-Nya dalam Al Qur’an: Innallaha laghniyyun ‘anil ‘alamiin, artinya Allah Ta’ala itu terkaya daripada sekalian alam.

Adapun segala yang Mawujud menurut berkehendak kepada tempat berdiri dan berkehendak kepada yang menjadikan dia itu empat bahagi:

a. Tiada berkehendak kepada yang menjadikan Dia dan tiada berkehendak kepada tempat berdiri, yaitu zat Allah Ta’ala

b. Berdiri pada zat Allah Ta’ala dan tiada berkehendak kepada yang menjadikan Dia, yaitu sifat Allah Ta’ala

c. Tiada berkehendak kepada tempat berdiri dan berkehendak kepada yang menjadikan dia yaitu segala jirim yang baharu

d. Berkehendak kepada tempat berdiri dan berkehendak kepada yang menjadikan dia yaitu segala ‘aradh yang baharu

5. WAHDANIAH, artinya Esa

Adapun hakikat Wahdaniah itu ibarat menafikan kammuttasil (berbilang-bilang atau bersusun-susun atau berhubung-hubung) dan kammumfasil (bercerai-cerai banyak yang serupa) pada zat, pada sifat, dan pada af’al.

Lawannya An-yakunu wahidan, artinya tiada ia esa. Mustahil tiada diterima oleh akal sekali-kali dikatakan tiada Ia Esa, karena jikalau tiada Ia Esa tiadalah ada alam ini karena banyak yang memberi bekas.

Seperti dikatakan ada dua atau tiga tuhan, kata tuhan yang satu keluarkan matahari dari barat, dan kata tuhan yang satu lagi keluarkan dari timur, dan kata tuhan yang satu lagi keluarkan dari utara atau selatan, karena tiga yang memberi bekas. Tentu kalau tuhan yang satu itu mengeluarkan matahari itu dengan sekehendakknya umpamanya disebelah barat, tentu pula tuhan yang lain meniadakkannya dan mengadakan lagi menurut kehendaknya umpamanya disebelah timur atau utara atau selatan, karena tiga-tiga tuhan itu berkuasa mengadakan dan meniadakan maka kesudahannya matahari itu tiada keluar.

Maka sekarang kita lihat dengan mata kepala kita sendiri bagaimana keadaan atau perjalanan didalam alam ini semuanya teratur dengan baiknya maka menerimalah aqal kita wajib diterima aqal Wahdaniah bagi Allah Ta’ala dan mustahil lawannya berbilang-bilang atau bercerai-cerai.

Adapun dalilnya firman-Nya dalam Al Qur’an: Qul huwallahu ahad, artinya katakanlah oleh mu (Muhammad) Allah Ta’ala itu Esa, yakni Esa zat dan Esa sifat dan Esa Af’al.

Adapun Wahdaniah pada zat menafikan dua perkara:

a. Menafikan Kammuttasil, yaitu menafikan berbilang-bilang atau bersusun-susun seperti dikatakan zat Allah Ta’ala itu berdarah, berdaging dan bertulang urat, atau dikatakan zat Allah Ta’ala itu kejadian daripada anasir yang empat.

b. Menafikan Kammumfasil, yaitu menafikan bercerai-cerai banyak yang sebangsa atau serupa, umpama dikatakan ada zat yang lain seperti zat Allah Ta’ala yakni tiada sekali-kali seperti yang demikian itu.

Maka Kammuttasil dan Kammumfasil itulah yang hendak kita nafikan pada zat Allah Ta’ala, apabila sudah kita nafikan yang dua perkara ini maka barulah dikatakan Ahadiyyatuzzat, yakni Esa dzat Allah Ta’ala.

Adapun Wahdaniah pada sifat menafikan dua perkara:

a. Menafikan Kammuttasil, yaitu menafikan berbilang-bilang atau bersusun-susun sifat, seperti dikatakan ada pada Allah Ta’ala dua Qudrat atau dua Ilmu atau dua Sami’ yakni tiada sekali-kali seperti yang demikian itu.

b. Menafikan Kammumfasil, yaitu menafikan bercerai-cerai banyak yang sebangsa atau serupa seperti dikatakan ada Qudrat yang lain atau Ilmu yang lain seperti Qudrat dan Ilmu Allah Ta’ala.

Maka Kammuttasil dan Kammumfasil inilah yang hendak kita nafikan pada sifat Allah Ta’ala, apabila sudah kita nafikan yang dua itu maka baharulah dikatakan Ahadiyyatussifat, yakni Esa sifat Allah Ta’ala.

Adapun Wahdaniah pada af’al menafikan dua perkara:

a. Menafikan Kammuttasil, yaitu menafikan berhubung atau minta tolong memperbuat suatu perbuatan, seperti dikatakan Allah Ta’ala jadikan kuat pada nasi mengenyangkan dan kuat pada air menghilangkan dahaga dan kuat pada api membakar dan kuat pada tajam memutuskan yakni tiada sekali-kali seperti yang demikian itu.

b. Menafikan Kammumfasil, yaitu menafikan bercerai-cerai banyak perbuatan yang memberi bekas, seperti dikatakan ada perbuatan yang lain memberi bekas seperti perbuatan Allah Ta’ala, yakni tiada sekali-kali seperti yang demikian itu.

Maka Kammuttasil dan Kammumfasil inilah yang hendak kita nafikan pada af’al Allah Ta’ala, apabila sudah kita nafikan yang dua ini maka baharulah kita dikatakan Ahadiyyatull af’al, yakni Esa perbuatan Allah Ta’ala.

Bahagian III: Sifat Ma’ani

Adapun hakikat sifat Ma’ani itu: wahiya kullu sifatu maujudatun qo’imatun bimaujuudatun aujabat lahu hukman, artinya tiap-tiap sifat yang berdiri pada yang maujud (wajibalwujud / zat Allah Ta’ala) maka mewajibkan suatu hukum (yaitu Ma’nawiyah)

Sifat Ma’ani ini maujud pada zihin dan maujud pula pada kharij, ada tujuh perkara:

1. QUDRAT artinya Kuasa, Takluk pada segala mumkinun

2. IRADAT artinya berkehendak, takluk pada segala mumkinun

3. ILMU artinya Mengetahui, takluk pada segala yang wajib, mustahil dan ja’iz bagi aqal.

4. HAYAT artinya Hidup, tiada takluk, tetapi syarat bagi aqal kita menerima adanya sifat-sifat yang lain.

5. SAMA’ artinya Mendengar, takluk pada segala yang maujud.

6. BASYAR artinya Melihat, takluk pada segala yang maujud.

7. KALAM artinya Berkata-kata

~~~~~~~ oOo ~~~~~~~

1. Qudrat artinya Kuasa

Adapun hakikat Qudrat itu yaitu satu sifat yang Qadim lagi azali yang sabit berdiri pada zat Allah Ta’ala, maka dengan Dia mengadakan dan meniadakan bagi segala mumkin muafakat dengan Iradat-Nya. Adapun arti mumkin itu barang yang harus adanya atau tiadanya

Adapun mumkin itu empat bahagi:

a. Mumkin Maujuud ba’dal ‘adum, yaitu mumkin yang pada masa sekarang, dahulu tiada, seperti: langit, bumi dan kita semuanya.

b. Mumkin Ma’dum ba’dal wujud, yaitu mumkin yang tiada pada masa sekarang ini dahulunya ada, seperti: nabi Adam as, dan datok-datok nenek kita yang sudah tiada.

c. Mumkin sayuzad, yaitu mumkin yang akan datang seperti hari kiamat, syurga dan neraka.

d. Mumkin Ilmu Allah annahu lamyujad, yaitu mumkin yang didalam Ilmu Allah Ta’ala, tetapi tiada dijadikan seperti hujan emas, Air laut rasanya manis, dan banyak yang lain lagi.

Lawannya ‘Ujdzun artinya lemah, yaitu mustahil tiada diterima oleh aqal sekali-kali dikatakan Allah Ta’ala itu lemah, karena jikalau Ia lemah niscaya tiadalah ada alam ini karena yang lemah itu tiada dapat memperbuat suatu perbuatan. Maka sekarang alam ini telah nyata adanya bagaimana yang kita lihat sekarang ini, maka menerimalah aqal kita wajib diterima aqal, bagi-Nya bersifat Qudrat dan mustahil lawannya ‘Ujdzun.

Adapun dalilnya firman-Nya dalam Al Qur’an: wallahu ‘ala kulli sai’in-qodir, artinya Allah Ta’ala itu berkuasa atas tiap-tiap sesuatu.

Tetaplah dalam Hakikat Qudrat itu difahami dengan memahami sifat Salbiyah terlebih dahulu untuk menafikan apa-apa yang tiada patut dan tiada layak pada dzat, pada sifat dan pada af’al Allah Ta’ala.

* Qudrat Allah Ta’ala Qadim atau sedia, tiada diawali dengan lemah.

* Qudrat Allah Ta’ala Baqa’ atau Kekal, tiada diakhiri dengan lemah.

* Qudrat Allah Ta’ala itu Mukhalafatuhu lil hawadits, atau bersalahan dengan yang baharu, maha suci dari sekalian misal.

* Qudrat Allah Ta’ala itu Qo’imumbizzatihi atau berdiri pada zat Allah Ta’ala, tiada meminta tolong pada sesuatu, dan tiada mengambil faedah.

* Qudrat Allah Ta’ala itu Wahdaniyah, atau Esa, tiada kamuttassil (Berhubung/bersusun) dan tiada kamumfasil (tiada bercerai dengan sifat yang lain).

2. Iradat artinya Menentukan

Adapun hakikat Iradat itu satu sifat yang Qadim lagi azali yang sabit berdiri pada zat Allah Ta’ala maka dengan Dia menentukan sekalian mumkin adanya atau tiadanya,muafakat dengan Ilmu-Nya.

Adapun Iradat Allah Ta’ala menentukan enam perkara:

a. Menentukan mumkin itu Ada atau tiadanya

b. Menentukan Tempat mumkin itu

c. Menentukan Jihat mumkin itu

d. Menentukan Sifat mumkin itu

e. Menentukan Qadar mumkin itu

f. Menentukan Masa mumkin itu

Lawannya Karahat artinya tiada menentukan atau tiada berkehendak, yaitu mustahil tiada diterima oleh aqal sekali-kali dikatakan Allah Ta’ala itu tiada menentukan atau tiada berkehendak, karena jikalau tiada Ia menentukan atau tiada Ia berkehendak mengadakan alam ini atau meniadakan alam ini niscaya tiadalah baharu (Berubah) alam ini maka sekarang alam ini telah nyata adanya perubahan, ada siang ada malam, ada yang datang ada yang pergi, seperti yang telah kita lihat dengan mata kepala kita sendiri, maka menerimalah aqal kita wajib bagi Allah Ta’ala bersifat Iradat dan mustahil lawannya Karahat.

Adapun dalilnya firman-Nya dalam Al Qur’an: fa’allu limaa yuriy d’, artinya berbuat Allah Ta’ala dengan barang yang ditentukan-Nya.

Adapun Iradat dengan amar dan nahi itu tiada berlazim karena:

Ada kalanya disuruh tetapi tiada dikehendaki seperti Abu jahal, Abu lahab dan segala pengikutnya.

Ada kalanya disuruh dan dikehendaki seperti Abu Baqa’r dan segala sahabat yang lain.

Ada kalanya tiada disuruh dan tiada dikehendaki seperti kafir yang banyak.

Adakalanya tiada disuruh tetapi dikehendaki seperti mengerjakan yang haram dan makruh seperti Nabi Adam as dan Hawa.

Tetaplah dalam Hakikat Iradat itu difahami dengan memahami sifat Salbiyah terlebih dahulu untuk menafikan apa-apa yang tiada patut dan tiada layak pada dzat, pada sifat dan pada af’al Allah Ta’ala.

* Iradat Allah Ta’ala Qadim atau sedia, tiada diawali dengan Karahat.

* Iradat Allah Ta’ala Baqa’ atau Kekal, tiada diakhiri dengan Karahat.

* Iradat Allah Ta’ala itu Mukhalafatuhu lil hawadits, atau bersalahan dengan yang baharu, maha suci dari sekalian misal.

* Iradat Allah Ta’ala itu Qo’imumbizzatihi atau berdiri pada zat Allah Ta’ala, tiada meminta tolong pada sesuatu, dan tiada mengambil faedah.

* Iradat Allah Ta’ala itu Wahdaniyah, atau Esa, tiada kamuttassil (Berhubung/bersusun) dan tiada kamumfasil (tiada bercerai dengan sifat yang lain).

3. Ilmu artinya Mengetahui

Adapun hakikat Ilmu itu yaitu satu sifat yang Qadim lagi azali yang sabit berdiri pada zat Allah Ta’ala maka dengan Dia Mengetahui pada yang wajib, pada yang mustahil, dan pada yang harus.

Adapun yang wajib itu zat dan sifatNya, maka mengetahui Ia zatNya dan sifatNya yang Kamalat.

Adapun yang mustahil itu yaitu yang menyekutui ketuhanannya atau yang kekurangan baginya maka mengetahui Ia tiada yang menyekutui bagi ketuhanan-Nya dan yang kekurangan pada-Nya.

Adapun yang harus itu sekalian alam ini maka mengetahui Ia segala perkara yang ada pada masa sekarang ini, segala perkara yang sudah tiada dan segala perkara yang akan diadakan lagi dan tiada terdinding yang dalam Ilmu-Nya sebesar jarah jua pun, semuanya diketahui-Nya dengan Ilmu-Nya yang Qadim

Lawannya Jahil, artinya bodoh, yaitu mustahil tiada diterima oleh aqal sekali-kali dikatakan Ia Jahil atau bodoh karena jikalau ia Jahil atau bodoh niscaya tiadalah teratur atau tersusun segala pekerjaan didalam alam ini maka sekarang alam ini telah teratur dan tersusun dengan baiknya, maka menerimalah aqal kita wajib bagi Allah Ta’ala bersifat Ilmu dan mustahil lawannya Jahil atau bodoh.

Adapun dalilnya firman-Nya dalam Al Qur’an: wallahu bikulli syai’in ‘alimun, artinya Allah Ta’ala mengetahui tiap-tiap sesuatu.

Tetaplah dalam Hakikat Ilmu itu difahami dengan memahami sifat Salbiyah terlebih dahulu untuk menafikan apa-apa yang tiada patut dan tiada layak pada dzat, pada sifat dan pada af’al Allah Ta’ala.

* Ilmu Allah Ta’ala Qadim atau sedia, tiada diawali dengan jahil.

* Ilmu Allah Ta’ala Baqa’ atau Kekal, tiada diakhiri dengan jahil.

* Ilmu Allah Ta’ala itu Mukhalafatuhu lil hawadits, atau bersalahan dengan yang baharu, maha suci dari sekalian misal, dan tiada terdinding.

* Ilmu Allah Ta’ala itu Qo’imumbizzatihi atau berdiri pada zat Allah Ta’ala, tiada meminta tolong pada sesuatu.

* Ilmu Allah Ta’ala itu Wahdaniyah, atau Esa, tiada kamuttassil (Berhubung/bersusun) dan tiada kamumfasil (tiada bercerai dengan sifat yang lain).

4. Hayat artinya Hidup

Adapun hakikat Hayat itu satu sifat yang Qadim lagi azali yang sabit berdiri pada zat Allah Ta’ala, maka dengan Dia zohirlah sifat yang lain-lain.

Lawannya maut artinya mati, yaitu mustahil tiada diterima oleh aqal sekali-kali dikatakan Ia mati karena jikalau Ia mati niscaya tiadalah ada sifat yang lain seperti Qudrat, Iradat dan Ilmu maka menerimalah aqal kita wajib bagi Allah Ta’ala bersifat hayat dan mustahil lawannya maut.

Adapun dalilnya firman-Nya dalam Al Qur’an: huwal hayyuladzii laa yamuut, artinya Dia yang Hidup yang tiada mati.

Tetaplah dalam Hakikat Hayat itu difahami dengan memahami sifat Salbiyah terlebih dahulu untuk menafikan apa-apa yang tiada patut dan tiada layak pada dzat, pada sifat dan pada af’al Allah Ta’ala.

* Hayat Allah Ta’ala Qadim atau sedia, tiada diawali dengan maut.

* Hayat Allah Ta’ala Baqa’ atau Kekal, tiada diakhiri dengan maut.

* Hayat Allah Ta’ala itu Mukhalafatuhu lil hawadits, atau bersalahan dengan yang baharu, maha suci dari sekalian misal.

* Hayat Allah Ta’ala itu Qo’imumbizzatihi atau berdiri pada zat Allah Ta’ala, tiada meminta tolong pada sesuatu.

* Hayat Allah Ta’ala itu Wahdaniyah, atau Esa, tiada kamuttassil (Berhubung/bersusun) dan tiada kamumfasil (tiada bercerai dengan sifat yang lain)

5. Sami’ artinya Mendengar

Adapun hakikat Sami’ itu yaitu satu sifat yang Qadim lagi azali yang sabit berdiri pada zat Allah Ta’ala, maka dengan Dia mendengar segala yang mawujud sama ada yang mawujud itu Qadim atau Muhadas.

Adapun mawujud yang Qadim yaitu dzat dan Sifat-Nya, maka mendengar Ia akan Kalam-Nya yang tiada berhuruf dan bersuara, dan yang muhadas yaitu sekalian alam ini maka mendengar Ia akan segala perkara yang ada pada masa sekarang ini, segala perkara yang sudah tiada dan segala perkara yang akan diadakan lagi, maka tiada terdinding pendengarannya oleh sebab jauh atau tersembunyi.

Lawannya Sumum, artinya pekak atau tuli yaitu mustahil tiada diterima oleh aqal sekali-kali dikatakan Ia pekak atau tuli karena jikalau Ia pekak atau tuli niscaya tiadalah dapat Ia memperkenankan seruan makhluk-Nya padahal Menyuruh Ia kepada sekalian makhluk-Nya dengan meminta seperti firman-Nya dalam Al Qur’an: ud’uunii astajib lakum, artinya mintalah olehmu kepadaKu niscaya Aku perkenankan.

Maka menerimalah aqal kita wajib bagi Allah Ta’ala bersifat Sami’ dan mustahil lawannya Sumum, pekak atau tuli, adapun dalilnya firman-Nya dalam Al Qur’an: wallahu sami’un ‘alimun, artinya Allah Ta’ala itu yang mendengar dan yang mengetahui .

Tetaplah dalam Hakikat Sami’ itu difahami dengan memahami sifat Salbiyah terlebih dahulu untuk menafikan apa-apa yang tiada patut dan tiada layak pada dzat, pada sifat dan pada af’al Allah Ta’ala.

* Sami’ Allah Ta’ala Qadim atau sedia, tiada diawali dengan pekak.

* Sami’ Allah Ta’ala Baqa’ atau Kekal, tiada diakhiri dengan pekak.

* Sami’ Allah Ta’ala itu Mukhalafatuhu lil hawadits, atau bersalahan dengan yang baharu, maha suci dari sekalian misal, dan tiada terdinding.

* Sami’ Allah Ta’ala itu Qo’imumbizzatihi atau berdiri pada zat Allah Ta’ala, tiada meminta tolong pada sesuatu.

* Sami’ Allah Ta’ala itu Wahdaniyah, atau Esa, tiada kamuttassil (Berhubung/bersusun) dan tiada kamumfasil (tiada bercerai dengan sifat yang lain).

6. Bashir artinya Melihat

Adapun hakikat Bashir itu satu sifat yang Qadim lagi azali yang sabit berdiri pada zat Allah Ta’ala, maka dengan Dia melihat segala yang mawujud sama ada yang mawujud itu Qadim atau muhadas.

Adapun mawujud yang Qadim itu dzat dan sifat-Nya, maka melihat Ia akan dzat-Nya yang tiada berupa dan berwarna dan sifat-Nya yang kamalat.

Adapun mawujud yang muhadas itu sekalian alam ini maka melihat Ia akan segala perkara yang ada pada masa sekarang ini, segala perkara yang sudah tiada dan segala perkara yang lagi akan diadakan.

Tiada terdinding yang pada penglihatan-Nya oleh sebab jauh atau sangat halusnya atau sangat kelamnya.

Lawannya ‘Umyun, artinya buta, yaitu mustahil tiada diterima oleh aqal sekali-kali dikatakan Ia buta karena jikalau Ia buta maka jadilah Ia kekurangan. Maka menerimalah aqal kita wajib bagi Allah Taa’la itu bersifat Bashir dan mustahil lawannya ‘Umyun atau buta

Adapun dalilnya firman-Nya dalam AlQur’an: wallahu bashirun bimaa ta’maluun, artinya Allah Ta’ala itu melihat apa yang kamu kerjakan.

Tetaplah dalam Hakikat Bashir itu difahami dengan memahami sifat Salbiyah terlebih dahulu untuk menafikan apa-apa yang tiada patut dan tiada layak pada dzat, pada sifat dan pada af’al Allah Ta’ala.

* Bashir Allah Ta’ala Qadim atau sedia, tiada diawali dengan buta.

* Bashir Allah Ta’ala Baqa’ atau Kekal, tiada diakhiri dengan buta.

* Bashir Allah Ta’ala itu Mukhalafatuhu lil hawadits, atau bersalahan dengan yang baharu, maha suci dari sekalian misal, dan tiada terdinding.

* Bashir Allah Ta’ala itu Qo’imumbizzatihi atau berdiri pada zat Allah Ta’ala, tiada meminta tolong pada sesuatu.

* Bashir Allah Ta’ala itu Wahdaniyah, atau Esa, tiada kamuttassil (Berhubung/bersusun) dan tiada kamumfasil (tiada bercerai dengan sifat yang lain).

7. Kalam artinya Berkata-kata

Adapun hakikat Kalam itu satu sifat yang Qadim lagi azali yang sabit berdiri pada zat Allah Ta’ala, maka dengan Dia berkata-kata pada yang wajib seperti firman-Nya: fa’lam annahu laailahaillalah, artinya ketahui oleh mu bahwasanya tiada tuhan melainkan Allah, dan berkata-kata pada yang mustahil dengan firman-Nya: laukana fiyhima alihatun illallah lafasadatu, artinya jikalau ada tuhan yang lain selain daripada Allah maka binasalah segala-galanya. dan berkata pada yang harus dengan firman-Nya: wallahu holaqokum wamaa ta’maluun, artinya Allah Ta’ala jua Yang menjadikan kamu dan barang perbuatan kamu.

Lawannya Bukmum, artinya kelu atau bisu yaitu mustahil tiada diterima oleh aqal sekali-kali dikatakan Ia bisu atau kelu karena jikalau Ia bisu atau Kelu tiadalah dapat Ia menyuruh atau mencegah dan menceritakan segala perkara seperti hari kiamat, syurga, neraka dan lain-lain. Maka sekarang suruh dan cegah itu ada pada kita seperti suruh kita sembahyang dan cegah kita berbuat ma’siat. Maka menerimalah aqal kita wajib bagi Allah Ta’ala itu bersifat Kalam dan mustahil lawannya bukmum, kelu atau bisu. Adapun dalilnya friman-Nya dalam Al Qur’an: wa kallamallaahu muusa taqlimaan, artinya berkata-kata Allah Ta’ala dengan nabi Musa as dengan sempurna kata.

Adapun Kalam Allah Ta’ala itu satu sifat jua tiada Ia berbilang tetapi berbagi-bagi dipandang dari segi perkara yang dikatakan-Nya apabila Ia menunjukkan kepada suruh maka dinamakan amar seperti suruh sembahyang dan puasa dan lain-lain, jika Ia menunjukkannya kepada cegah atau larangan maka dinamakan nahi seperti cegah berjudi., minum arak dan lain-lain, jika Ia menunjukkan pada cerita dinamakan akhbar, seperti cerita raja Fir’aun , Namrudz, dan lain-lain. jika Ia menunjukkan pada khabar gembira dinamakan Wa’ad seperti balas syurga pada orang beriman dan ta’at dan lian-lain, jika Ia menunjukkan pada khabar menakutkan maka dinamakan Wa’id, seperti janji balas neraka dan azab bagi orang yang berbuat maksiat dan kafir.

Tetaplah dalam Hakikat Kalam itu difahami dengan memahami sifat Salbiyah terlebih dahulu untuk menafikan apa-apa yang tiada patut dan tiada layak pada dzat, pada sifat dan pada af’al Allah Ta’ala.

* Kalam Allah Ta’ala Qadim atau sedia, tiada diawali dengan kelu.

* Kalam Allah Ta’ala Baqa’ atau Kekal, tiada diakhiri dengan kelu.

* Kalam Allah Ta’ala itu Mukhalafatuhu lil hawadits, atau bersalahan dengan yang baharu, maha suci dari sekalian misal, tiada terdinding dan tiada berhuruf atau bersuara.

* Kalam Allah Ta’ala itu Qo’imumbizzatihi atau berdiri pada zat Allah Ta’ala, tiada meminta tolong pada sesuatu.

* Kalam Allah Ta’ala itu Wahdaniyah, atau Esa, tiada kamuttassil (Berhubung/bersusun) dan tiada kamumfasil (tiada bercerai dengan sifat yang lain).

Bahagian IV: Sifat Ma’nawiyah

Adapun hakikat sifat ma’nawiyah itu: hiyal halul wajibatu lidzati madaamati lidzati mu’allalati bi’illati, artinya hal yang wajib bagi dzat selama ada dzat itu dikarenakan suatu karena yaitu Ma’ani, umpama berdiri sifat Qudrat pada dzat maka baru dinamakan dzat itu Qadirun, artinya Yang Kuasa, Qudrat sifat Ma’ani, Qadirun sifat Ma’nawiah maka berlazim-lazim antar sifat Ma’ani dengan sifat Ma’nawiah, tiada boleh bercerai yaitu tujuh sifat pula:

1. QADIRUN, artinya Yang Kuasa, melazimkan Qudrat berdiri pada dzat

2. MURIIDUN, artinya Yang Menentukan maka melazimkan Iradat yang berdiri pada dzat

3. ‘ALIMUN, artinya Yang Mengetahui maka melazimkan ‘Ilmu yang berdiri pada dzat

4. HAYYUN, artinya Yang Hidup melazimkan Hayyat yang berdiri pada dzat

5. SAMI’UN, artinya Yang Mendengar melazimkan Sami’ yang berdiri pada dzat

6. BASIRUN, artinya Yang Melihat melazimkan Basir yang berdiri pada dzat

7. MUTTAKALLIMUN, artinya Yang Berkata-kata melazimkan Kalam yang berdiri pada dzat

Bahagian V: Sifat Istighna

Artinya sifat Kaya, Hakikat sifat Istighna: mustaghniyun ’angkullu maa siwahu, artinya Kaya Allah Ta’ala itu daripada tiap-tiap yang lain.

Apabila dikatakan Kaya Allah Ta’ala daripada tiap-tiap yang lain, maka wajib bagi-Nya bersifat dengan sebelas (11) sifat, jikalau kurang salah satu daripada sebelas (11) sifat itu maka tiadalah dapat dikatakan Kaya Allah Ta’ala daripada tiap-tiap yang lainnya.

Adapun sifat wajib yang 11 itu ialah:

Wujud, Qidam, Baqa’, Mukhalafatuhu lil khawaditsi, Kiyamuhubinafsihi, Sami’, Basir, Kalam, Sami’un, Basirun dan Muttakalimun.

Selain sebelas (11) sifat yang wajib itu ada tiga (3) sifat yang harus (Jaiz) yang termasuk pada sifat Istighna yaitu

1. Mahasuci dari pada mengambil faedah pada perbuatan-Nya atau pada hukum-Nya, lawannya mengambil faedah, yaitu mustahil tiada diterima oleh aqal sekali-kali karena jikalau mengambil faedah tiadalah Kaya Ia daripada tiap-tiap yang lainnya karena lazim diwaktu itu berkehendak Ia pada menghasilkan hajat-Nya

2. Tiada wajib Ia menjadikan alam ini. Lawannya wajib yaitu mustahil tiada diterima oleh aqal sekali-kali karena jikalau wajib Ia menjadikan alam ini tiadalah Ia Kaya daripada tiap-tiap yang lainnya, karena lazim diwaktu itu berkehendak Ia kepada yang menyempurnakan-Nya

3. Tiada memberi bekas suatu daripada kainat-Nya dengan kuatnya. Lawannya memberi bekas yaitu mustahil tiada diterima oleh aqal sekali-kali karena jikalau memberi sesuatu daripada kainat-Nya dengan kuatnya tiadalah Kaya Ia pada tiap-tiap yang lainnya karena lazim diwaktu itu berkehendak Ia mengadakan sesuatu dengan wasitoh

Bahagian VI: Sifat Ifthikhor

Artinya sifat berkehendak: hakikat sifat Ifthikhor: wamuftaqirun ilaihi kullu maa ’adaahu, artinya berkehendak tiap-tiap yang lainnya kepada-Nya.

Apabila dikatakan berkehendak tiap-tiap yang lain kepada-Nya maka wajib bagi-Nya bersifat dengan sembilan (9) sifat, jikalau kurang salah satu daripada sembilan (9) sifat ini maka tiadalah dapat berkehendak tiap-tiap yang lainya kepada-Nya,

Adapun sifat wajib yang sembilan (9) itu adalah:

1. Qudrat

2. Iradat

3. Ilmu

4. Hayat

5. Qodirun

6. Muridun

7. ‘Alimun

8. Hayyun

9. Wahdaniah

Selain dari sembilan (9) sifat yang wajib itu ada dua (2) sifat yang harus termasuk pada sifat Ifthikhor:

1. Baharu sekalian alam ini. Lawannya Qodim yaitu mustahil tiada diterima oleh aqal sekali-kali karena jikalau alam ini Qodim tiadalah berkehendak tiap-tiap yang lainnya kepada-Nya karena lajim ketika itu bersamaan derejat-Nya

2. Tiada memberi bekas sesuatu daripada kainatnya dengan tobi’at atau dzatnya. Lawannya memberi bekas yaitu mustahil tiada diterima oleh aqal sekali-kali karena jikalau memberi bekas sesuatu daripada kainat dengan tobi’at niscaya tiadalah berkehendak tiap-tiap yang lain kepada-Nya karena lajim ketika itu terkaya sesuatu daripadaNya.

Maka sekarang telah nyata pada kita bahwa duapuluh delapan (28) sifat Istighna dan duapuluh dua (22) sifat Ifthikhar maka jumlahnya jadi limapuluh (50) ‘akaid yang terkandung didalam kalimah laa ilaha ilallaah, maka jadilah makna hakikat laa ilaha ilallaah itu dua: laa mustaghniyun angkullu maasiwahu, artinya tiada yang kaya dari tiap-tiap yang lainnya dan wa muftaqirun ilaihi kullu ma’adahu, artinya dan berkehendak tiap-tiap yang lain kepadaNya.

Ini makna yang pertama maka daripada makna yang dua itu maka jadi empat (4):

1. Wajibal wujud, yaitu yang wajib adanya.

2. Ishiqoqul ibadah, yaitu yang mustahak bagi-Nya ibadah

3. Kholikul ‘alam, yaitu yang menjadikan sekalian alam

4. Maghbudun bihaqqi, yaitu yang disembah dengan sebenar-benarnya.

Ini makna yang kedua maka daripada makna yang empat (4) itu jadi satu (1) yaitu:

Laa ilaha ilallaah, Laa ma’budun ilallah, artinya tiada Tuhan yang disembah dengan sebenarnya melainkan Allah.

Ini makna yang ketiga penghabisan maka jadilah kalimah laa ilaha ilallaah itu menghimpun nafi dan isbat

Adapun yang dinafikan itu sifat Istighna’ dan sifat Ifthikhor berdiri pada yang lain dengan mengatakan: laa ilaha dan diisbatkan sifat Istighna’ dan sifat Ifthikhor itu berdiri pada dzat Allah Ta’ala dengan mengatakan kalimah Ilallaah

Laa = nafi, Ilaha = menafi, ila = isbat, Allah = meng-isbat

Yang kedua kalimah laa ilaha ilallaah itu nafi mengandung isbat dan isbat mengandung nafi sepeti sabda nabi : laa yufarriqubainannafi wal-isbati wamamfarroqu bainahumaa fahuwa kaafirun, artinya Tiada bercerai antara nafi dan isbat dan barang siapa menceraikan kafir.

Seperti asap dengan api. Asap itu bukan api dan asap itu tidak lain daripada api. Asap tetap asap dan api tetap api: tetapi asap itu menunjukkan ada api inilah artinya nafi mengandung isbat dan isbat mengandung nafi. Tiada bercerai dan tiada bersekutu.

AQAI’DUL IMAN

Adapun Aqa’idul Iman itu lima bahagi:

1. Aqa’idul Iman 50, yaitu dengan ringkas untuk mengesahkan iman kita dan wajib diketahui bagi tiap-tiap orang islam yang baligh lagi beraqal laki-laki atau perempuan yang mula hendak mengerjakan ibadah kepada Allah Ta’ala, jikalau tiada kita mengetahui Aqa’idul Iman yang ringkas ini maka tiadalah syah ibadah kita kepada Allah Ta’ala yaitu 20 sifat yang wajib dan 20 sifat yang mustahil dan 1 sifat yang harus maka dijumlahkan jadi 41 dan 4 sifat yang wajib bagi rasul dn 4 sifat pula yang mustahil dan 1 sifat yang harus pada rasul maka jadi 9, maka dijumlahkan dengan 41, jadi 50 Aqa’id

2. Aqa’idul Iman 60

3. Aqa’idul Iman 64

4. Aqa’idul Iman 66

5. Aqa’idul Iman 68

Adapun Aqa’idul Iman yang empat (4) kemudian ini untuk ma’rifat yaitu untuk membedakan dzat Allah Ta’ala dengan dzat yang baharu, dan membedakan sifat Allah Ta’ala dengan sifat yang baharu dan membedakan perbuatan Allah Ta’ala dengan perbuatan yang baharu, maka kesemuanya itu benar, hanya perselisihannya pada Rukun Iman sahaja, setengahnya tiada dimasukkan Rukun Iman yang 4 perkara, maka jadi 60, setengahnya dimasukkan Rukun Iman tetapi tiada dimasukkan lawannya, maka jadi 64, dan setengahnya dimasukkan Rukun Iman yang 4 perkara dan lawannya , maka jadilah 68 dan yang 66 tiada masyhur sebab tiada dimasukkan satu (1) sifat yang wajib bagi Rasul dan lawannya maka inilah sebab menjadi 66.

Maka baharulah jadi Syahadat itu dua (2) bahagi:

1. Syahadat Tauhid, yaitu Ashadu anllaa ilaha ilallah

2. Syahadat Rasul, yaitu Ashadu ana muhammadarrasuulullaah

Adapun Fardhu Syahadat itu dua perkara:

1. Diikrarkan dua kalimah itu dengan lidah

2. Ditasdiqkan makna itu kedalam hati

Syarat Syahadat itu empat perkara:

1. Diketahui apa isi didalam dua kalimah itu

2. Diikrarkan dua kalimah itu dengan lidah

3. Ditasdiqkan maknanya itu kedalam hati

4. Diyakinkan sungguh-sungguh didalam hati

Rukun Syahadat itu empat perkara:

1. Mengisbatkan dzat Allah Ta’ala dzat yang wajibal wujud

2. Mengisbatkan sifat Allah Ta’ala sifat yang kamalat atau sifat yang kesempurnaan

3. Mengisbatkan af’al Allah Ta’ala memberi bekas dan yang berlaku dalam alam ini semua perbuatannya

4. Mengisbatkan kebenaran Rasulullah dan Muhammad itu benar-benar pesuruh Allah

Kesempurnaan Syahadat itu empat (4) perkara:

1. Diketahui

2. Diikrarkan dengan lidah

3. Ditasdiqkan maknanya didalam hati

4. Diamalkan dari dalam hati hingga melimpah keseluruh anggota

Yang Membinasakan Syahadat itu empat (4) perkara:

1. Syak hatinya pada Allah Ta’ala

2. Menduakan Allah Ta’ala

3. Menyangkal dirinya dijadikan Allah Ta’ala

4. Tiada mengisbatkan dzat, sifat dan af’al Allah Ta’ala dan kebenaran Rasul

Adapun dzikir itu tiga (3) bahagian

1. Dzikir lidah yaitu: Laa ilaha ilallah

2. Dzikir hati yaitu: Allah

3. Dzikir sirr yaitu: Huwa

Adapun Laa ilaha ilallaah dzikir orang Syari’at

Adapun Allah… Allah… dzikir orang Tarikat

Adapun Huwa… Huwa… dzikir orang Hakikat

Laa ilaha ilallaah itu makanan Jasmani

Allah… Allah… itu makanan Qalbu

Huwa… Huwa… itu makanan Ruhani

ALLAH

Alif = Dzat

Lam = Sifat

Lam = Af’al

Ha = Asma’

Sifat Mustahil Bagi Allah s.w.t

Wajib atas tiap-tiap mukallaf mengetahui sifat-sifat yang mustahil bagi Allah yang menjadi lawan daripada dua puluh sifat yang wajib baginya. Maka dengan sebab itulah di nyatakan di sini sifat-sifat yang mustahil satu-persatu :
1. ‘Adam beerti “tiada”

2. Huduth beerti “baharu”

3. Fana’ beerti “binasa”

4. Mumathalatuhu Lilhawadith beerti “menyerupai makhluk”

5. Qiyamuhu Bighayrih beerti “berdiri dengan yang lain”

6. Ta’addud beerti “berbilang-bilang”

7. ‘Ajz beerti “lemah”

8. Karahah beerti “terpaksa”

9. Jahl beerti “jahil/bodoh”

10. Mawt beerti “mati”

11. Samam beerti “tuli”

12. ‘Umy beerti “buta”

13. Bukm beerti “bisu”

14. Kaunuhu ‘Ajizan beerti “keadaannya yang lemah”

15. Kaunuhu Karihan beerti “keadaannya yang terpaksa”

16. Kaunuhu Jahilan beerti “keadaannya yang jahil/bodoh”

17. Kaunuhu Mayyitan beerti “keadaannya yang mati”

18. Kaunuhu Asam beerti “keadaannya yang tuli”

19. Kaunuhu A’ma beerti “keadaannya yang buta”

20. Kaunuhu Abkam beerti “keadaannya yang bisu”

10 KEUTAMAAN MENUNTUT ILMU AGAMA

1. Menuntut ilmu adalah jalan menuju surga.
Setiap Muslim dan Muslimah ingin masuk Surga. Maka, jalan untuk masuk Surga adalah dengan menuntut ilmu syar’i. Sebab Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا، نَفَّسَ اللهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ، وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ، يَسَّرَ اللهُ عَلَيْهِ فِي الدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ، وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا، سَتَرَهُ اللهُ فِي الدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ، وَاللهُ فِي عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيهِ، وَمَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا، سَهَّلَ اللهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ، وَمَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِي بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللهِ يَتْلُونَ كِتَابَ اللهِ وَيَتَدَارَسُونَهُ بَيْنَهُمْ، إِلَّا نَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِينَةُ، وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ، وَحَفَّتْهُمُ الْـمَلاَئِكَةُ، وَذَكَرَهُمُ اللهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ، وَمَنْ بَطَّأَ بِهِ عَمَلُهُ، لَـمْ يُسْرِعْ بِهِ نَسَبُهُ.

Barangsiapa yang melapangkan satu kesusahan dunia dari seorang mukmin, maka Allah melapangkan darinya satu kesusahan di hari Kiamat. Barangsiapa memudahkan (urusan) atas orang yang kesulitan (dalam masalah hutang), maka Allah memudahkan atasnya di dunia dan akhirat. Barangsiapa menutupi (aib) seorang muslim, maka Allah menutupi (aib)nya di dunia dan akhirat. Allah senantiasa menolong hamba selama hamba tersebut senantiasa menolong saudaranya. Barangsiapa yang meniti suatu jalan untuk mencari ilmu, maka Allah memudahkan untuknya jalan menuju Surga. Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah Allah (masjid) untuk membaca Kitabullah dan mempelajarinya di antara mereka, melainkan ketenteraman turun atas mereka, rahmat meliputi mereka, Malaikat mengelilingi mereka, dan Allah menyanjung mereka di tengah para Malaikat yang berada di sisi-Nya. Barangsiapa yang lambat amalnya, maka tidak dapat dikejar dengan nasabnya.” [Hadits shahih: Diriwayatkan oleh Muslim (no. 2699), Ahmad (II/252, 325), Abu Dawud (no. 3643), At-Tirmidzi (no. 2646), Ibnu Majah (no. 225), dan Ibnu Hibban (no. 78-Mawaarid), dari Shahabat Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu. Lafazh ini milik Muslim.. Jaami’ul ‘Uluum wal Hikam (II/297) dan Qawaa’id wa Fawaa-id minal Arba’iin an-Nawawiyyah (hal. 316-317).]

2. Ilmu akan mengangkat derajat manusia.
Allah berfirman

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا قِيلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوا فِي الْمَجَالِسِ فَافْسَحُوا يَفْسَحِ اللَّهُ لَكُمْ ۖ وَإِذَا قِيلَ انشُزُوا فَانشُزُوا يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ ۚ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِي

Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: “Berlapang-lapanglah dalam majlis”, maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: “Berdirilah kamu”, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Mujadilah[58]: 11)
3. Ilmu adalah tameng dari jeratan iblis.

 

وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي خَالِقٌ بَشَرًا مِّن صَلْصَالٍ مِّنْ حَمَإٍ مَّسْنُونٍ.فَإِذَا سَوَّيْتُهُ وَنَفَخْتُ فِيهِ مِن رُّوحِي فَقَعُوا لَهُ سَاجِدِينَ.فَسَجَدَ الْمَلَائِكَةُ كُلُّهُمْ أَجْمَعُونَ.إِلَّا إِبْلِيسَ أَبَىٰ أَن يَكُونَ مَعَ السَّاجِدِينَ.قَالَ يَا إِبْلِيسُ مَا لَكَ أَلَّا تَكُونَ مَعَ السَّاجِدِينَ.قَالَ لَمْ أَكُن لِّأَسْجُدَ لِبَشَرٍ خَلَقْتَهُ مِن صَلْصَالٍ مِّنْ حَمَإٍ مَّسْنُونٍ.قَالَ فَاخْرُجْ مِنْهَا فَإِنَّكَ رَجِيمٌ.وَإِنَّ عَلَيْكَ اللَّعْنَةَ إِلَىٰ يَوْمِ الدِّينِ.قَالَ رَبِّ فَأَنظِرْنِي إِلَىٰ يَوْمِ يُبْعَثُونَ.قَالَ فَإِنَّكَ مِنَ الْمُنظَرِينَ.إِلَىٰ يَوْمِ الْوَقْتِ الْمَعْلُومِ.قَالَ رَبِّ بِمَا أَغْوَيْتَنِي لَأُزَيِّنَنَّ لَهُمْ فِي الْأَرْضِ وَلَأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِي.إِلَّا عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِي.

Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk,Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniup kan kedalamnya ruh (ciptaan)-Ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud.Maka bersujudlah para malaikat itu semuanya bersama-sama,kecuali iblis. Ia enggan ikut besama-sama (malaikat) yang sujud itu.Allah berfirman: “Hai iblis, apa sebabnya kamu tidak (ikut sujud) bersama-sama mereka yang sujud itu?”Berkata Iblis: “Aku sekali-kali tidak akan sujud kepada manusia yang Engkau telah menciptakannya dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk”Allah berfirman: “Keluarlah dari surga, karena sesungguhnya kamu terkutuk,dan sesungguhnya kutukan itu tetap menimpamu sampai hari kiamat”.Berkata iblis: “Ya Tuhanku, (kalau begitu) maka beri tangguhlah kepadaku sampai hari (manusia) dibangkitkan,Allah berfirman: “(Kalau begitu) maka sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang diberi tangguh,sampai hari (suatu) waktu yang telah ditentukan,Iblis berkata: “Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan maksiat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya,kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlis di antara mereka”.(Al-Hijr:28-40)

4. Ilmu adalah amalan yang memiliki pahala tanpa terputus

 

عن أبي هريرة رضى الله عنه أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال : إذا مات ابن آدم انقطع عمله إلا من ثلاث: صدقة جارية أو علم ينتفع يه أو ولد صالح يدعو له

Dari Abu Huroirah, Rosulullah bersabda : “Jika manusia meninggal dunia, maka semua amalannya akan terputus kecuali tiga amalan : Shodaqoh Jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, dan anak sholeh yang berdo’a kebaikan baginya”. (HR. Muslim no. 1631)

5. Ilmu adalah cahaya penerang bagi kehidupan manusia.

 

أَوَمَن كَانَ مَيْتًا فَأَحْيَيْنَاهُ وَجَعَلْنَا لَهُ نُورًا يَمْشِي بِهِ فِي النَّاسِ كَمَن مَّثَلُهُ فِي الظُّلُمَاتِ لَيْسَ بِخَارِجٍ مِّنْهَا ۚ كَذَٰلِكَ زُيِّنَ لِلْكَافِرِينَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

Dan apakah orang yang sudah mati kemudian dia Kami hidupkan dan Kami berikan kepadanya cahaya yang terang, yang dengan cahaya itu dia dapat berjalan di tengah-tengah masyarakat manusia, serupa dengan orang yang keadaannya berada dalam gelap gulita yang sekali-kali tidak dapat keluar dari padanya? Demikianlah Kami jadikan orang yang kafir itu memandang baik apa yang telah mereka kerjakan.(Al-An’am:122)

Mati disini adalah mati hatinya dengan kesyirikan, kesesatan, kejahilan, dan maksiat. Cahaya disini adalah cahaya ilmu dari agama Islam dan Al-Qur’an.

6. Ilmu adalah warisan para Nabi.

مَنْ سَلَكَ طَرِيْقًا يَطْلُبُ فِيْهِ عِلْمًا سَلَكَ اللهُ بِهِ طَرِيْقًا إِلَى الْـجَنَّةِ وَإِنَّ الْـمَلاَئِكَةَ لَتَضَعُ أَجْنِحَتَهَا رِضًا لِطَالِبِ الْعِلْمِ وَإِنَّهُ لَيَسْتَغْفِرُ لِلْعَالِـمِ مَنْ فِى السَّمَاءِ وَاْلأَرْضِ حَتَّى الْـحِيْتَانُ فِى الْـمَاءِ وَفَضْلُ الْعَالِـمِ عَلَى الْعَابِدِ كَفَضْلِ الْقَمَرِ عَلَى سَائِرِ الْكَوَاكِبِ. إِنَّ الْعُلَمَاءَ هُمْ وَرَثَةُ اْلأَنْبِيَاءِ لَـمْ يَرِثُوا دِيْنَارًا وَلاَ دِرْهَمًا وَإِنَّمَا وَرَثُوا الْعِلْمَ فَمَنْ أَخَذَهُ أَخَذَ بِحَظٍّ وَافِرٍ.

Barangsiapa yang berjalan menuntut ilmu, maka Allah mudahkan jalannya menuju Surga. Sesungguhnya Malaikat akan meletakkan sayapnya untuk orang yang menuntut ilmu karena ridha dengan apa yang mereka lakukan. Dan sesungguhnya seorang yang mengajarkan kebaikan akan dimohonkan ampun oleh makhluk yang ada di langit maupun di bumi hingga ikan yang berada di air. Sesungguhnya keutamaan orang ‘alim atas ahli ibadah seperti keutamaan bulan atas seluruh bintang. Sesungguhnya para ulama itu pewaris para Nabi. Dan sesungguhnya para Nabi tidak mewariskan dinar tidak juga dirham, yang mereka wariskan hanyalah ilmu. Dan barangsiapa yang mengambil ilmu itu, maka sungguh, ia telah mendapatkan bagian yang paling banyak.”[Hadits shahih: Diriwayatkan oleh Ahmad (V/196), Abu Dawud (no. 3641), at-Tirmidzi (no. 2682), Ibnu Majah (no. 223), dan Ibnu Hibban (no. 80 al-Mawaarid), lafazh ini milik Ahmad, dari Shahabat Abu Darda’ radhiyallaahu ‘anhu. dishohihkan oleh Syaikh Albani dalam Al-Misykah:212]

7. Majelis ilmu adalah taman surga.
Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا مَرَرْتُمْ بِرِيَاضِ الْـجَنَّةِ فَارْتَعُوْا، قَالُوْا: يَا رَسُوْلَ اللهِ مَا رِيَاضُ الْـجَنَّةِ؟ قَالَ: حِلَقُ الذِّكْرِ.

Apabila kalian berjalan melewati taman-taman Surga, perbanyaklah berdzikir.” Para Shahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah yang dimaksud taman-taman Surga itu?” Beliau menjawab, “Yaitu halaqah-halaqah dzikir (majelis ilmu).” sesungguhnya Allah memiliki para malaikat yang tugasnya terbang untuk mencari majelis-majelis ilmu. Jika mereka telah mendapatkanya maka mereka akan duduk untuk menaungi majelis tersebut”. [Hadits hasan: Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi (no. 3510), Ahmad (III/150) dan lainnya, dari Shahabat Anas bin Malik radhiyallaahu ‘anhu. At-Tirmidzi berkata, “Hadits ini hasan.” Lihat takhrij lengkapnya dalam Silsilah ash-Shahiihah (no. 2562).]

8. Jihad dengan ilmu merupakan jihad yang besar.

فَلَا تُطِعِ الْكَافِرِينَ وَجَاهِدْهُم بِهِ جِهَادًا كَبِيرًا

Maka janganlah kamu mengikuti orang-orang kafir, dan berjihadlah melawan mereka dengannya (Al-Qur’an) dengan jihad yang besar. (Al-Furqon:52)

9. Orang yang berilmu adalah penegak agama Allah sampai hari kiamat.

Dari Mu’awiyah, bahwa Rosulullah bersabda: “Barang siapa yang dikehendaki kebaikan oleh Allah maka niscaya ia akan difahamkan dalam agama, dan aku hanyalah orang yang membagi sedangkan yang memberi adalah Allah, dan senantiasa akan ada diantara umatku ini yang tegak diatas perintah Allah sampai hari kiamat dan orang-orang yang menyilisihi mereka tidak akan mencelakakan mereka”.(H.R Bukhori)

Imam Bukhori ketika membawakan hadits ini berkata: “Mereka (yang tegak diatas perintah Allah) adalah Ahlul Ilmi”. Dikesempatan yang lain beliau mengatakan: “Mereka adalah Ahlul Hadits”.
Maka Syaikh Albani mengumpulkan kedua perkatan Imam Bukhori ini dengan mengatakan: “Tidak ada berbedaan antara ucapan beliau ini dengan ucapan sebelumnya separti yang sudah nampak, karena Ahlul ilmi adalah Ahlul hadits, dan setiap orang bertambah wawasannya dalam hadits maka akan bertambah pula ilmunya lebih dari pada orang yang kurang pengetahuannya terhadap hadits”. (As-Shohihah:1/542)

10. Ilmu bagaikan air hujan yang Allah turunkan ke bumi.

Abu Musa Al-Asy’ari Radhiyallahu Anhu yang berkata, bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa SalIam bersabda,
Sesungguhnya perumpamaan petunjuk dan ilmu yang diutus Allah kepadaku seperti hujan yang membasahi bumi. Ada bumi yang subur yang menerima air kemudian menumbuhkan rumput yang banyak. Ada bumi yang keras yang menahan air kemudian dengannya Allah memberi manfaat kepada manusia. Mereka meminum dari air ter-sebut, memberi minum hewan ternaknya, dan bercocok tanam. Hujan juga membasahi bumi yang lain, yaitu lembah yang tidak mampu menahan air dan menumbuhkan rumput. Demikianlah perumpamaan orang yang memahami agama Allah kemudian mendapat manfaat dari apa yang aku diutus dengannya. la belajar dan mengajar. Dan itulah perumpamaan orang yang tidak bisa diangkat kedudukannya oleh petunjuk Allah, dan tidak menerima petunjuk Allah yang aku diutus dengannya.” (Diriwayatkan Al-Bukhari, dan Muslim).

Rasulullah Shalallallahu ‘alaihi wa Sallam mengumpamakan ilmu dan petunjuk yang beliau bawa seperti hujan, karena masing-masing dari ketiganya (ilmu, petunjuk, dan hujan) mendatangkan kehidupan, makanan, obat-obatan, dan seluruh kebutuhan manusia yang lain. Semua itu bisa didapatkan dengan ilmu dan hujan.

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam mengumpamakan hati manusia seperti tanah yang mendapatkan siraman air hujan, karena tanah adalah tempat yang menahan air hujan kemudian menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang bermanfaat, sebagaimana hati yang memahami ilmu, maka ilmu tersebut berbuah di dalamnya, berkembang, terlihat ke berkahannya dan buahnya.

Kemudian Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam mengelompokkan manusia ke dalam tiga kelompok sesuai dengan penerimaan mereka, dan kesiapan mereka menghapal ilmu, memahami makna-maknanya, mengeluarkan hukum-hukumnya, hikmah-hikmahnya dan manfaat-manfaatnya;

Pertama, orang yang mampu menghapal ilmu dan memahaminya. Mereka memahami makna-maknanya, mengeluarkan hukum-hukumnya, hikmah-hikmahnya, dan manfaat-manfaatnya. Mereka seperti tanah yang menerima air kemudian menumbuhkan rumput yang banyak. Pemahamannya terhadap agama, dan istimbath hukum adalah seperti tumbuhnya rumput dengan air.

Kedua, orang yang mampu menghapal ilmu, menjaganya, menyebar-kannya, dan mengendalikannya, namun tidak mampu memahami makna-maknanya, mengeluarkan hukum², hikmah², dan manfaat² dari ilmu tersebut. Mereka seperti orang yang mampu membaca Al-Qur’an, menghapalnya, memperhatikan makharijul huruf (tempat ke-luarnya huruf), dan harakat-nya, namun tidak dianugerahi pemahaman khusus oleh Allah, seperti dikatakan Ali Radhiyallahu Anhu, “Kecuali pemahaman yang diberikan Allah kepada hamba-Nya di dalam Kitab-Nya.”

Tingkat pemahaman manusia tentang Allah Ta’ala, dan Rasul-Nya itu tidak sama. Terkadang ada orang cuma mampu memahami satu atau dua hukum dari satu dalil, sedang orang lain mampu memahami seratus atau dua ratus hukum dari dalil yang sama.

Mereka seperti tanah yang mampu menahan (menyimpan) air untuk manusia kemudian mereka mendapatkan manfaat darinya. Ada yang minum daripadanya, memberi minum hewan ternaknya, dan bercocok tanam dengannya.

Kedua kelompok di atas adalah kelompok orang-orang yang berbahagia. Kelompok pertama adalah kelompok yang paling tinggi derajatnya dan kebesarannya dari seluruh kelompok-kelompok manusia yang ada. Allah Ta ‘ala berfirman,

Itulah karunia Allah yang diberikannya kepada siapa yang di-kehendaki-Nya, dan Allah mempunyai karunia yang sangat besar.” (Al-Jumu’ah).

Ketiga, orang-orang yang tidak mendapatkan sedikit pun ilmu; baik hapalan, atau pemahaman, atau periwayatan. Mereka seperti tanah lembah yang tidak bisa menumbuhkan tumbuh-tumbuhan dan menahan (menyimpan) air. Mereka adalah kelompok orang-orang celaka.

lni menjadi bukti, bahwa kebutuhan manusia kepada ilmu itu seperti kebutuhan mereka kepada hujan, bahkan lebih besar lagi. Jika mereka tidak memiliki ilmu, mereka tak ubahnya seperti tanah yang tidak mendapatkan hujan.

Imam Ahmad berkata, “Kebutuhan manusia kepada ilmu itu lebih besar daripada kebutuhan mereka kepada makanan dan minuman, karena makanan dan minuman hanya dibutuhkan sekali atau dua kali dalam satu hari, sedang ilmu itu dibutuhkan sebanyak jumlah nafas.”

Allah Ta’ala berfirman,

أَنزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَسَالَتْ أَوْدِيَةٌ بِقَدَرِهَا فَاحْتَمَلَ السَّيْلُ زَبَدًا رَّابِيًا ۚ وَمِمَّا يُوقِدُونَ عَلَيْهِ فِي النَّارِ ابْتِغَاءَ حِلْيَةٍ أَوْ مَتَاعٍ زَبَدٌ مِّثْلُهُ ۚ كَذَٰلِكَ يَضْرِبُ اللَّهُ الْحَقَّ وَالْبَاطِلَ ۚ فَأَمَّا الزَّبَدُ فَيَذْهَبُ جُفَاءً ۖ وَأَمَّا مَا يَنفَعُ النَّاسَ فَيَمْكُثُ فِي الْأَرْضِ ۚ كَذَٰلِكَ يَضْرِبُ اللَّهُ الْأَمْثَالَ

Allah telah menurunkan air (hujan) dari langit, maka mengalirlah air di lembah-lembah menurut ukurannya, maka arus itu membawa buih yang mengembang. Dan dari apa (logam) yang mereka lebur dalam api untuk membuat perhiasan atau alat-alat, ada (pula) buihnya seperti buih arus itu. Demikianlah Allah membuat perumpamaan (bagi) yang benar dan yang batil. ” (Ar-Ra’du: 17).

Allah Subhanahu wa Ta’ala mengumpamakan ilmu yang Dia turunkan kepada Rasul-Nya seperti air yang Dia turunkan dari langit, karena masing-masing dari ilmu dan air hujan mendatangkan kehidupan dan kemaslahatan bagi manusia di dunia dan akhirat mereka.

Allah Ta’ala juga mengumpamakan hati manusia lembah. Hati yang besar yang mampu menampung ilmu yang banyak adalah seperti lembah besar yang mampu menampung air yang banyak, dan hati yang kecil yang hanya mampu menampung ilmu yang sedikit adalah seperti lembah kecil yang hanya mampu menampung air yang sedikit. Allah Ta’ala berfirman, “Maka mengalirlah air di lembah-lembah menurut ukurannya, maka arus itu membawa buih yang mengembang. ” Itulah perumpamaan yang dibuat Allah Ta’ala tentang ilmu, bahwa jika ilmu telah bercampur dengan hati, maka ilmu mengeluarkan buih syubhat yang batil dari dalam hati kemudian buih syubhat mengapung di permukaan hati, sebagaimana arus di lembah mengeluarkan buih yang mengapung di atas permukaan air.

Allah Subhanahu wa Ta’ala menjelaskan, bahwa buih itu mengapung, berada di atas permukaan air, dan tidak menempel kuat di tanah lembah. Demikian juga syubhat-syubhat yang batil, jika ia telah diusir oleh ilmu dari dalam hati, ia pun mengapung di permukaan hati, tidak menetap di dalamnya, bahkan kemudian pada tahap berikutnya terbuang, dan yang menetap di dalam hati ialah apa yang bermanfaat bagi pemiliknya dan manusia secara umum, yaitu petunjuk dan agama yang benar, sebagaimana yang menetap di dalam lembah ialah air murni, sedang buihnya musnah karena tidak ada harganya. Tidak ada yang memahami perumpamaan-perumpamaan Allah Ta’ala kecuali orang-orang berilmu.

Allah Ta ‘ala membuat perumpamaan yang lain dengan berfirman, “Dan dari apa (logam) yang mereka lebur dalam api untuk membuat perhiasan atau alat-alat, ada (pula) buihnya seperti buih arus itu.” Maksudnya, bahwa jika manusia membakar benda-benda padat seperti emas, perak, tembaga, dan besi, maka benda-benda tersebut mengeluarkan kotoran dalam bentuk buih yang sebelumnya menyatu dengannya. Buih kotoran tersebut dibuang dan dikeluarkan, sedang yang tersisa adalah perhiasan asli saja.
 

4 Hal yang Merusak Hati

 Beberapa Hal yang Merusak Hati
Ketahuilah bahwa hati yang berjalan menuju Allah dan hari akhirat dan bisa membuka jalan kebenaran dan meneranginya. Hati mengetahui pula bencana jiwa dan perbuatan, para pembegal cahayanya, kehidupan dan kekuatannya, kesehatan dan pengetahuannya. Hati juga mengerti jalan selamat bagi pendegaran dan penglihatannya. Akan tetapi lima hal tersebut memadamkan cahayanya, membutakan mata hatinya, menutup pendengarannya meskipun tidak sampai membuatnya tuli dan bisu, namun melemahkan kekuatan dan kesehatannya. Menghancurkan hasratnya dan menghentikan keinginannya. Adapun yang sudah tidak merasakan kesemuanya ini adalah orang yang telah mati hatinya. Tidak lagi merasakan sakit tatkala dilukai. Hal ini merupakan penghalang baginya untuk mencapai kesempurnaannya dan memutuskan jalan menuju apa yang seharusnya dituju serta menghalanginya dari kebahagiaan dan kenikmatan yang bisa ditujunya.
.
Begitu juga hendaknya anda dapat melepaskan diri anda dari hal-hal yang dapat merusak perjalanan cita-cita menuju keridhaan Allah, atau yang dapat menggagalkan maksut anda kearah yang dimaksud.
Hal-hal yang dapat “merusakkan” perjalanan menuju Allah SWT itu banyak sekali, diantaranya:
1. Berlebih-lebihan dalam bergaul
2. Banyak berangan-angan
3. Bergantung kepada selain Allah
4. Terlalu Kenyang
5. Banyak tidur serta pengaruh lain yang ditimbulkan karenanya dan pengaruh-pengaruh khusus dari masing-masing perusak hati tersebut.

Selanjutnya hal-hal yang mengakibatkan “gagalnya” untuk mencapai tujuan, antara lain adanya penyakit SYIRIK KHOFI (syirik tersembunyi) atau dengan lain perkataan, timbulnya suatu tanggapan didalam hatinya, bahwa segala amal dan ibadah yang dilakukannya itu semua pada hakikatnya dari pada Allah SWT.
Segala sesuatu yang Allah ciptakan ini (makhluk) pada dasarnya/hakikatnya adalah seakan-akan alat belaka dari Allah, namun maha suci Allah daripada memerlukan alat.
Hal-hal yang tergolong dalam syirik-khofi ini antara lain adalah sebagai berikut:
a) RIA (pameran)
Sengaja memepertontonkan, menampak-nampakkan ibadah atau amalnya kepada orang lain atau ada suatu maksut tertentu “yang lain daripada Allah”, misalnya beramal semata-mata mengharap surge.
b) SUM’AH (memperdengar-dengarkan)
Sengaja mencerita-ceritakan tentang amal ibadahnya kepada orang lain bahwa dia beramal dengan ikhlas karena Allah dengan suatu maksut agar orang lain memberkan pujian dan sanjungan kepadanya.
c) ‘UJUB (membanggakan diri)
Rasa hebat sendiri yang timbul dari dalam hatinya karena banyak amal ibadahnya, tidak dia rasakan bahwa semua itu adalah semata-mata karena karunia dan rahmat Allah SWT.
(Suqut awwaluhu wuquf ma’al-‘ibadah)
Gugur permulaannya karena terhenti pada ibadahnya semata-mata.
d) HAJBUN (hijab/ibadah)
Dinding yang dimaksut adalah karena terlena dan kagum atas keindahan amalnya, sehingga tertahan pandangan hatinya (syuhudnya) kepada kekaguman itu semata-mata, atau dengan kata lain terpengaruh kepada keindahan amal ibadahnya sendiri tidak dirasakannya bahwa semua itu adalah karunia Allah SWT.
Oleh karena itu, agar anda dapat terlepas dari hal-hal/penyakit tersebut, yang mana bias membahayakan perjalanan anda, maka tidak ada jalan lain kecuali memantabkan pandangan batin (musyahadah) dengan penuh keyakinan bahwa “segala apapun yang terjadi pada hakikatnya/dasarnya adalah dari Allah SWT”.